Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan angka kejadian faktor risiko DM tipe-2 pada anak yaitu sebesar 18,8 persen anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan 10,8 persen menderita obesitas.
Berbeda halnya dengan DM tipe-1, DM tipe-2 pada anak biasanya terdiagnosis pada usia pubertas atau lebih tua.
Pada DM tipe-2, sering disertai dengan adanya kulit menjadi lebih gelap, sebagai pertanda resisten insulin.
Resisten insulin atau gangguan pada kerja insulin dapat menyebabkan beberapa area kulit anak berubah menjadi lebih gelap, seperti ketiak dan leher.
"Banyak yang melihat (perubahan kulit gelap) ini cuma seperti daki (kotoran yang menempel di kulit), tapi orang tua harus mulai aware kalau anaknya di lehernya itu menghitam atau gelap, cobalah untuk periksa kadar gula darah anaknya," kata Aman kata Aman dalam Media Briefing Hari Diabetes Sedunia 2021, Sabtu (13/11/2021).
Baca juga: Sakit Seumur Hidup, Bagaimana Cara Mengendalikan Diabetes Melitus?
Ada beberapa gejala diabetes melitus pada anak yang harus diwaspadai, baik gejala diabetes melitus tipe-1 dan tipe-2 pada anak-anak dan remaja.
Jika anak-anak Anda sudah memiliki beberapa gejala di atas, sebaiknya segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk diminta mengukur kadar gula dalam darahnya.
Untuk mencapai kontrol metabolik yang optimal mendukung anak-anak dengan diabetes, dibutuhkan penanganan yang menyeluruh baik oleh keluarga, ahli endokrinologi anak atau dokter anak, ahli gizi, ahli psikiatri, psikologi anak, pekerja sosial dan edukator.
Baca juga: Turunkan Risiko Diabetes Melitus 2, Pakai Cara ini!