Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peni Ahmadi, Peneliti yang Temukan Potensi Obat Kanker Payudara dari Biota Laut

Kompas.com - 12/11/2021, 11:00 WIB
Zintan Prihatini,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

"Sebelumnya kami melakukan preliminary research di mana kita memilih tujuh sampel spesies biota laut secara random, kemudian kita ekstrak, kita uji aktivitasnya sebagai antikanker. Dari ketujuh sampel yang kita pilih secara random, menunjukkan bahwa ketujuh-tujuhnya berpotensi sebagai antikanker," tutur Peni.

Sebanyak tujuh spesies yang berpotensi tersebut adalah jenis spons yang aktif sebagai antikanker. Dari sampel yang ada, dua di antaranya diklaim lebih aktif dari obat kanker yang sudah ada di pasaran.

Demi mengembangkan obat antikanker, penelitian ini berkolaborasi dengan Universitas Ryudai dan Institut Riken di Jepang dalam penyediaan alat yang masih sulit diakses di Indonesia seperti NMR (Nuclear Magnetic Resonance).

"Riset ini dimulai bulan September 2021, semenjak saya kembali ke Indonesia. Rencananya riset ini akan terus dilaksanakan sampai berhasil, dan sampai dapat dimanfaatkan oleh para perempuan," imbuhnya.

Sebagai salah satu peneliti perempuan di Indonesia, Peni mengatakan, ada sejumlah hambatan yang dilaluinya selama melakukan penelitian. Misalnya sulit untuk mendapatkan bahan-bahan kimia, serta ketersediaan alat-alat krusial yang sangat terbatas.

Baca juga: Mengenal 2 Ilmuwan Peraih LOreal-UNESCO for Women in Science 2020

Meski begitu, ia yakin bahwa penelitian ini berada di jalur yang tepat, dengan tujuan yang jelas.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat menciptakan terapi yang dapat membantu menyembuhkan kanker payudara tanpa memberikan efek samping berbahaya bagi pasien.

Selain itu, Peni berharap semua bahan kimia, alat-alat penelitian, serta setiap pusat penelitian di Indonesia ke depannya dapat memenuhi keperluan penelitian agar lebih optimal.

"Kebermanfaatan dari penelitian ini yaitu diharapkan dapat menyelamatkan perempuan khususnya di Indonesia dari kanker payudara," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com