Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali, Jejak Kehidupan Purba Ditemukan dalam Batu Rubi

Kompas.com - 25/10/2021, 10:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah batu rubi yang terbentuk di kerak bumi 2,5 miliar tahun lalu menyimpan bukti awal kehidupan.

Ahli geologi telah mengidentifikasi residu bentuk karbon murni yang disebut grafit terperangkap di dalam batu mulia yang ditemukan di Greenland itu.

Menurut peneliti, grafit ini kemungkinan besar berasal dari sisa-sisa mikrooraganisme purba dari waktu sebelum kehidupan multiseluler muncul di Bumi.

Baca juga: Petunjuk Kehidupan Purba di Mars, Mineral Danau di Turki Mirip di Kawah Jezero

"Grafit di dalam batu rubi ini benar-benar unik. Ini pertama kalinya kami melihat bukti kehidupan purba di batuan tersebut," kata Chris Yakymchuk, ahli geologi dari University of Waterloo di Kanada.

Yakymchuk juga menyebut kehadiran grafit juga bisa memberi lebih banyak petunjuk untuk menentukan bagaimana batu rubi terbentuk di Bumi.

Mengutip Science Alert, Minggu (24/10/2021) rubi merupakan berbagai mineral korundum atau bentuk kristal dari alumunium oksida.

Batu terbentuk di bawah panas dan tekanan yang kuat di batas tektonik Bumi, di mana subduksi tektonik dan tabrakan menciptakan lingkungan yang diperlukan.

Batu kemudian bercampur dengan unsur langka kromium. Semakin banyak jumlahnya, maka semakin merah permatanya.

Seperti semua mineral, tingkat kemurnian dan kejernihan rubi juga bervariasi. Proses pembentukannya juga dapat menyebabkan adanya ketidakmurnian atau inklusi.

Itu mungkin membuat batu kurang cocok untuk perhiasan tapi dapat digunakan untuk keperluan sains.

Nah, saat sedang mempelajari mineral korundum di Greenland, Yakymchuk dan timnya justru menemukan ketidakmurnian atau inklusi pada grafit.

Baca juga: Batuan Mars yang Dikumpulkan Perseverance Ada Petunjuk Kehidupan Purba

Grafit tersebut bisa menjadi biomarker yang signifikan, apakah terbentuk melalui proses kimia (abiotik) atau tidak. Salah satu caranya untuk mengetahuinya adalah dengan menentukan isotop karbon.

Ternyata peneliti menemukan, bahwa grafit dalam rubi mengandung karbon-12 yang berasal dari organik.

Dan berdasarkan peningkatan jumlah karbon-12 dalam grafit, peneliti menyimpulkan bahwa karbon kemungkinan besar berasal dari mikroorganisme mati seperti cyanobacteria.

Peneliti juga sekaligus mengungkap bagaimana batu rubi bisa terbentuk, yakni tak terbentuk di lingkungan yang memiliki terlalu banyak silika.

Penelitian ini dipublikasikan di Ore Geology Reviews.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com