Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Semut, Alasan Otak Manusia Menyusut Ribuan Tahun Lalu Terungkap

Kompas.com - 24/10/2021, 18:02 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Apa yang banyak orang tak sadari adalah beberapa saat setelah zaman es terakhir, otak manusia sebenarnya mulai menyusut.

Hasilnya hari ini, otak kita sedikit lebih kecil daripada manusia purba yang hidup 100.000 tahun yang lalu. Namun mengapa itu terjadi tak ada yang benar-benar tahu alasannya dan ini merupakan misteri tubuh manusia.

Sekarang, sebuah studi baru telah membawa lebih dekat untuk memahami evolusi tersebut dengan cara mempelajari semut sebagai model yang mengilustrasikan mengapa otak dapat bertambah atau berkurang ukurannya.

Baca juga: Kenapa Ukuran Otak Manusia Begitu Besar? Ilmuwan Pecahkan Misterinya

“Fakta mengejutkan tentang manusia saat ini adalah bahwa otak kita lebih kecil dibandingkan dengan otak nenek moyang Pleistosen kita. Mengapa otak kita mengecil telah menjadi misteri besar bagi para antropolog,” ungkap Jeremy DeSilva, peneliti dari Dartmouth College.

Mengutip Phys, Minggu (24/10/2021) untuk mengurai misteri tersebut, peneliti dari berbagai bidang mempelajari pola sejarah evolusi otak manusia kemudian membandingkannya dengan semut untuk mendapatkan hipotesis baru.

Para peneliti menerapkan analisis titik perubahan pada kumpulan data 985 fosil dan tengkorak manusia modern.

Mereka menemukan bahwa ukuran otak manusia meningkat 2,1 juta tahun yang lalu dan 1,5 juta tahun yang lalu, selama masa Pleistosen. Tetapi ukurannya berkurang sekitar 3.000 tahun yang lalu.

"Dalam sejarah evolusi yang mendalam ukuran otak manusia meningkat secara dramatis. Sehingga pengurangan ukuran otak manusia 3000 tahun yang lalu menjadi hal tak terduga," papar James Traniello, peneliti lain yang terlibat dalam studi.

Peningkatan ukuran otak manusia bertepatan dengan evolusi awal Homo serta kemajuan teknis yang mengarah pada pola makan, nutrisi yang lebih baik, serta kelompok sosial yang lebih besar.

Sementara mengenai penurunan ukuran otak, peneliti pun memiliki hipotesis baru setelah mempelajari semut.

"Kami mengusulkan bahwa semut dapat memberikan beragam model untuk memahami mengapa otak dapat bertambah atau berkurang ukurannya karena kehidupan sosial. Sebab memahami mengapa otak bertambah atau berkurang sulit dipelajari hanya dengan menggunakan fosil," jelas Traniello.

Peneliti mempelajari model komputasi dan pola ukuran semut pekerja, struktur, dan penggunaan energi di beberapa kelompok semut. Hasilnya peneliti menemukan bahwa tingkat kecerdasan dan pembagian kerja semut bisa menentukan ukuran otak.

Ini berarti bahwa dalam kelompok sosial di mana pengetahuan dibagikan atau di mana ada individu yang ahli di bidang tertentu dalam kelompok, otak dapat beradaptasi untuk menjadi lebih efisien. Salah satunya adalah mengecilkan ukuran.

Baca juga: Virus Corona, Apa Dampak Covid-19 bagi Otak Manusia?

Semut dan manusia sangat berbeda tetapi keduanya memiliki aspek penting kehidupan sosial seperti pengambilan keputusan kelompok dan pembagian kerja, serta produksi makanan sendiri.

Kesamaan ini secara luas dapat memberi tahu mengenai faktor-faktor yang dapat mempegaruhi perubahan dalam ukuran manusia.

"Jadi kami mengusulkan bahwa penurunan ini karena meningkatnya ketergantungan pada kecerdasan kolektif," pungkas Traniello.

Studi dipublikasikan di Frontiers in Ecology and Evolution.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com