KOMPAS.com - Pernahkah Anda memerhatikan jika bentuk bulan kerap terlihat berubah tiap malam?
Pada waktu malam, bumi yang ditinggali manusia akan gelap karena tak terkena cahaya matahari.
Hal itu membuat benda-benda langit seperti bintang maupun bulan tampak terang dan jelas terlihat mata.
Dikutip dari National Geographic, Jumat (15/10/2021), saat bulan mengorbit atau mengelilingi bumi, maka matahari akan menyinari bagian-bagian yang berbeda pada bulan.
Sehingga membuat seolah-olah bentuk bulan berubah. Namun, sebenarnya hanya pandangan mata kita yang berubah.
Jadi, kenapa bentuk bulan berubah-ubah setiap malam?
Dikutip dari EarthSky, Jumat (15/10/2021), menjelaskan salah satu rahasia alam semesta ini, ternyata ada beberapa alasan tentang perubahan bentuk bulan.
Baca juga: Fase Bulan Hiasi Malam Ramadhan, dari Sabit hingga Bulan Purnama
Bentuk bulan berubah tiap malam dapat disebabkan karena fase bulan yang bergantung pada posisi bulan terhadap matahari.
Pada fase bulan ini, bulan, bumi, dan matahari berada sejajar dengan posisi bulan berada di tengah.
Dalam posisi ini bagian bulan yang terkena sinar matahari adalah bagian permukaan bulan yang terang, sehingga bentuk bulan penuh atau dikenal dengan bulan purnama.
Setiap hari, bulan akan terbit di langit timur dan terbenam di langit barat.
Proses terbit dan terbenamnya semua benda langit disebabkan oleh perputaran bumi secara terus-menerus setiap harinya.
Ketika melihat bentuk bulan sabit tipis di barat setelah matahari terbenam, sebenarnya itu bukanlah bulan terbit melainkan bulan terbenam.
Baca juga: Foto Bulan Pertama yang Dipotret dengan Resolusi Tertinggi dari Bumi
Bulan membutuhkan waktu sekitar satu bulan untuk mengorbit bumi.Satelit alami Bumi ini bergerak di langit setiap hari, karena pergerakan orbitnya yang mengelilingi bumi. Ini adalah gerakan bulan yang lebih lambat dan kurang terlihat.
Jika Anda melihat bulan pada sore hari, kemudian melihatnya lagi beberapa jam kemudian maka Anda akan melihat bulan telah berpindah ke arah barat.
Gerakan ke arah barat itu disebabkan oleh putaran bumi. Gerakan orbit bulan juga dapat dideteksi dalam satu malam dengan pengamatan yang mendalam selama beberapa jam.
Gerakan orbit bulan ke arah timur paling mudah diperhatikan dalam satu hari atau satu malam ke hari berikutnya. Itu membuat bulan seolah-olah bergerak di bagian dalam lingkaran 360 derajat.
Baca juga: Fenomena Bulan Biru di Langit Indonesia, Catat Tanggalnya
Orbit bulan membawanya mengelilingi langit dalam waktu satu bulan sekali, karena bulan membutuhkan waktu tersebut untuk mengorbit bumi.
Saat bulan bergerak 12 hingga 13 derajat ke arah timur di langit, bumi harus berputar sedikit lebih lama untuk berkeliling ke tempat bulan berada di luar angkasa.
Hal itu yang membuat bulan terbit rata-rata sekitar 50 menit kemudian setiap harinya.
Waktu terbit bulan yang lebih lambat menyebabkan wilayah lain memiliki langit yang berbeda pada setiap malam selama 2 pekan. Itu terjadi antara bulan baru dan bulan purnama.
Lalu dalam dua pekan setelah bulan purnama, bulan akan terbit lebih lama saat malam hari.
Baca juga: Bulan Purnama dan Pasang Surut Air Laut, Apa Hubungannya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.