Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Solusi Limbah Medis, Sarung Tangan Lateks Diolah Jadi Bahan Bakar Diesel

Kompas.com - 06/10/2021, 11:01 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber UGM

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 tak dipungkiri berdampak signifikan terhadap meningkatnya limbah medis.

Salah satu yang sering banyak digunakan adalah sarung tangan lateks yang merupakan alat pelindung diri (APD) dari kontaminasi virus corona.

Namun tanpa kita sadari, sarung tangan lateks yang biasanya sekali pakai itu bisa menjadi masalah baru bagi lingkungan.

Jika tak segera ditangani bisa saja limbah menjadi  kontaminan atau bahkan dapat mencelakai kehidupan satwa liar.

Baca juga: LIPI Kembangkan Metode Kristalisasi untuk Mengelola Sampah Medis

Berangkat dari masalah tersebut, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pun melakukan penelitian untuk pengolahan limbah medis itu.

Seperti dikutip dari laman resmi UGM, Selasa (5/10/2021) Tim Program Kreativitas Mahasiswa- Riset Eksakta (PKM-RE) FMIPA ini pun berhasil mengolah sarung tangan lateks menjdai bahan bakar diesel.

Menurut Mandrea Nora, Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa- Riset Eksakta (PKM-RE) FMIPA, inovasi tersebut tercetus setelah ia bersama anggota tim berdiskusi mengenai permasalah limbah medis akibat pandemi Covid-19.

“Kami menemukan bahwa sarung tangan lateks memiliki komposisi kimia utama yaitu polimer Poliisoprena. Di mana poliisoprena ini apabila dipirolisi nantinya akan menghasilkan senyawa hidrokarbon berupa Limonena. Limonena merupakan senyawa hidrokarbon dengan fraksi C10 yang memiliki potensi tinggi untuk diterapkan sebagai bahan bakar diesel,” katanya.

Proses pengelolahan limbah sarung tangan lateks tersebut dilakukan dengan metode pirolisis. Metode ini dilakukan pada suhu 350 derajat Celcius selama 3 jam sehingga didapatkan minyak hasil pirolisis.

"Selanjutnya minyak hasil pirolisis dilakukan pemurnian melalui proses hydrocracking sehingga dihasilkan bahan bakar diesel," jelas Nora.

Baca juga: Menangani Limbah Medis Covid-19 dengan Teknologi Plasma Nanobubble

Lebih lanjut, untuk memastikan apakah bahan bakar yang dihasilkan tergolong ke dalam fraksi bahan bakar diesel, tim pun kemudian melakukan identifikasi senyawa dengan metode kromatogragi gas-spektroskopi gas serta menguji fisikokimia dari bahan bakar yang dihasilkan.

“Hasil pengujian kemudian dibandingkan dengan hasil uji pada bahan bakar diesel yang ada di pasaran,” tambah Nora.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com