Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Papua Barat Punya Spesies Cenderawasih Endemik, Dijuluki Superb Bird of Paradise

Kompas.com - 05/10/2021, 10:27 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ilmuwan internasional berhasil temukan spesies baru cenderawasih endemik Papua Barat yang dijuluki Superb Bird of Paradise atau burung cenderawasih vogelkop (Lophorina niedda).

Spesies cenderawasih endemik tersebut ditemukan oleh Tim Laman, seorang fotografer dan Edwin Scholes, seorang Ornothologist atau Ahli Ilmu Burung dalam ekspedisi Bird of Paradise mereka.

Menurut Laman dan Scholes, superb bird of paradise hanya bisa ditemukan di Pegunungan Arfak atau mungkin hidup juga di pegunungan lain di Papua Barat.

Diberitakan Kompas.com pada 27 April 2018, spesies burung cenderawasih baru itu bernama burung cenderawasih Vogelkop.

Nama ini diambil dari habitat asalnya di Semenanjung Kepala Burung (Vogelkop) atau Semenanjung Doberai, Papua Barat.

Baca juga: Dikira Sama, Burung Cenderawasih Spesies Baru Ini Punya Banyak Pembeda

Vokalisasi yang berbeda

Laman dan Scholes merasa tertarik untuk mengamati dan melakukan penelitian lebih lanjut terhadap spesies baru cenderawasih ini pada tahun 2009, saat mereka sedang melakukan ekpedisi pertama Bird of Paradise dari tahun 2004 hingga 2012.

Keduanya menemukan vokalisasi yang berbeda pada burung superb bird of paradise ketika memanggil kawannya.

"Panggilan atau vokalisasi dari burung ini (superb bird of paradise) memberikan kami petunjuk bahwa terdapat sesuatu yang berbeda tentang burung ini," kata Laman pada webinar bertajuk Defending Paradise oleh EcoNusa Foundation, Selasa (28/9/2021).

Kendati demikian, Laman dan Scholes baru berhasil merekam display behaviour dan perilaku pacaran superb bird of paradise di alam liar pada tahun 2016.

"Kita membuat ekspedisi spesial di Pegunungan Arfak," tambah Laman.

Untuk mulai merekam, diawali dengan menemukan tempat dimana pejantan akan datang dan memanggil kawannya dengan vokalisasi yang unik itu.

Spesies ini sering kali muncul di batang pohon tumbang di tengah hutan.

Oleh karena itu, Laman dan Scholes membuat pondok kecil dari daun palem dan ranting di ujung batang pohon tumbang tersebut sebagai penyamaran.

Keduanya datang ke pondok penyamaran di tengah hutan Pegunungan Arfak sebelum matahari terbit dan memasang kamera dari berbagai sudut pandang dalam waktu bersamaan.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com