Dengan mengubah metode stimulasi otak dari yang terus-terusan bekerja pada interval yang telah ditentukan, menjadi hanya bekerja ketika biomarker tertentu diekspresikan oleh otak; teknik yang lebih efektif dalam menangani penyakit mental seperti depresi mungkin akan muncul.
"Efektifitas terapi ini menunjukkan bahwa kami tidak hanya berhasil mengidentifikasikan sirkuit otak dan biomarker yang tepat, tetapi kami juga berhasil mereplikasinya dalam uji coba fase selanjutnya yang berbeda total menggunakan alat implan," ujar penulis utama studi dan psikiater UCSF Katherine Scangos.
Sayangnya, biomarker yang digunakan para peneliti dalam kasus Sarah tampaknya tidak universal.
Oleh karena itu, para peneliti pun kini mulai melakukan penelitian lanjutan dan merekrut partisipan-partisipan baru. Mereka berharap dapat menemukan biomarker personal lainnya dan membuat mesin implan otak khusus yang efektif bekerja pada para partisipan.
Riset ini telah dipublikasikan dalam Nature Medicine.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.