Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Bayi Gajah Prasejarah Ditemukan, Ungkap Bukti Perburuan Manusia Purba

Kompas.com - 19/09/2021, 20:30 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti berhasil menemukan jejak bayi gajah prasejarah di sebuah pantai yang sekarang menjadi wilayah barat daya Spanyol. Jejak bayi gajah itu terpelihara dengan baik.

Peneliti mengidentifikasi 34 set jejak kaki milik gajah bergading lurus (Palaeoloxodon antiquus).

Hewan darat besar ini sudah lama punah, tetapi mereka pernah hidup di Eropa barat selama Pleistosen Akhir, lebih dari 30.000 tahun yang lalu.

Saat dewasa, gajah bergading lurus ini memiliki tinggi 15 meter. Mereka bahkan mungkin diperkirakan sebesar badak prasejarah besar yang pernah melakukan perjalanan melintasi Eurasia jutaan tahun yang lalu.

Baca juga: Manusia Purba Berkali-kali Migrasi ke Jazirah Arab karena Perubahan Iklim

Jejak kuno gajah prasejarah memang bukan yang pertama ditemukan di Eropa. Namun sangat jarang mengungkap keberadaan jejak bayi gajah seperti temuan baru ini. Sehingga, temuan kali ini pun menjadi menarik.

Mengutip Science Alert, Minggu (19/9/2021) menggunakan panjang setiap jalur gajah untuk memperkirakan tinggi dan beratnya, tim menemukan jika ada gajah yang bahkan masih berusia dua bulan.

Bayi gajah tak berjalan sendirian. Secara keseluruhan, kawanan terdiri dari tiga induk gajah yang berusia lebih dari 15 tahun dan 14 anak gajah serta bayi baru lahir.

Lokasi tempat jejak gajah ditemukan ribuan tahun yang lalu diperkirakan juga merupakan sebuah kolam yang dikelilingi vegetasi. Tempat ini menjadi sumber makanan dan air tawar yang penting.

Di samping jejak gajah, peneliti juga menemukan lusinan jejak kaki manusia purba baik tua maupun muda, sendirian dan berkelompok.

Setelah dilakukan analisis, fosil jejak kaki manusia purba dan gajah ini tumpang tindih dalam skala waktu yang singkat.

Ini menunjukkan, bahwa manusia purba--yang diperkirakan Neanderthal, ada di sana lebih dari sekadar minum.

Sebaliknya, peneliti menduga Neanderthal sering mengunjungi tempat tersebut untuk berburu atau mengais bangkai gajah yang sudah lemah atau mati dalam kawanan. Mereka bahkan menunggu induk gajah melahirkan sebelum menyerang.

Seperti gajah modern, kawanan gajah bergading lurus tampaknya dipimpin oleh betina.

Kelompok ini juga tak akan jauh-jauh dari sumber air, karena anak-anak mereka perlu minum lebih banyak dan tak dapat berjalan dalam jarak jauh semudah yang dewasa.

Manusia purba mungkin telah mengetahui hal ini dan menunggu saat yang tepat untuk menyerang.

Baca juga: Makanan Manusia Purba Terungkap di Situs Purba Maros

Dua dari jejak yang ditemukan benar-benar terlihat seolah-olah gajah yang lebih tua memperlambat langkahnya untuk melindungi gajah yang lebih muda di sebelahnya.

Bukti langsung manusia purba berburu gajah prasejarah jarang terjadi, tetapi bangkai besar mamalia darat ini telah ditemukan disembelih di dekat alat manusia di beberapa situs arkeologi.

Temuan studi baru mendukung hipotesis, bahwa bahkan hewan darat terbesar ini punya peran besar bagi manusia.

"Gajah relatif mudah ditemukan karena ketergantungan mereka pada sumber air. Dan makin banyak pula bukti bahwa gajah terutama yang masih muda memainkan peran utama dalam diet dan adaptasi Neanderthal," tulis peneliti dalam studi mereka.

Studi ini dipublikasikan di Scientific Reports.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com