Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Keberadaan Burung Cenderawasih Kian Terancam?

Kompas.com - 19/09/2021, 09:02 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com – Berkat rupanya yang sangat cantik, burung cenderawasih dijuluki sebagai burung dari surga.

Diperkirakan terdapat 30 jenis burung cenderawasih di Indonesia, yang 28 jenis di antaranya dapat ditemukan di Papua.

Salah satu spesies burung cenderawasih yang mudah ditemui adalah burung cenderawasih kuning kecil (Paradisaea minor).

Dilansir dari WWF Indonesia, semua spesies burung cenderawasih berstatus dilindungi dalam UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Ini berarti, burung cenderawasih merupakan hewan yang dilindungi sehingga tidak boleh diburu, dibunuh, dan diperdagangkan.

Baca juga: Bayi Burung Belajar Berkicau Sejak Belum Menetas dari Telur

Lantas, apa yang menyebabkan keberadaan burung cenderawasih kian terancam punah?

Burung cantik yang menjadi ciri khas Papua ini masih menjadi target perburuan dan perdagangan. Burung cenderawasih masih banyak diperjualbelikan dan dijadikan souvenir.

Ini jelas merupakan tindak kejahatan lingkungan yang tidak hanya melanggar hukum, tetapi juga merusak ekosistem dengan mengancam kelangsungan hidup organismenya.

Bukan tidak mungkin jika perburuan dan perdagangan burung cenderawasih tetapi dilakukan, burung cantik ini akan punah.

Baca juga: Ribuan Burung Pipit Berjatuhan di Bali, Peneliti BRIN Duga Ini Penyebabnya

Selain perburuan dan perdagangan, deforestasi untuk perkebunan juga mengurangi habitat burung cenderawasih secara signifikan.

Dengan demikian, beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga populasi burung cenderawasih agar tidak punah adalah menghentikan deforestasi dan perburuan burung cenderawasih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com