KOMPAS.com – Sapi dan kerbau termasuk dalam kategori hewan ruminansia. Tidak seperti hewan lain, hewan ruminansia memiliki sistem pencernaannya sendiri.
Pada sapi, misalnya, proses pencernaan makanan memiliki beberapa tahapan, yakni pencernaan secara mekanis, pencernaan pada rumen, retikulum, omasum, usus halus, dan usus besar.
Dilansir dari Dinas Peternakan Pemerintah Kabupaten Lebak, berikut adalah penjelasan mengenai proses pencernaan pada hewan ruminansia.
Pencernaan secara mekanis dilakukan di dalam mulut. Makanan yang sudah dikunyah di dalam mulut, setelah istirahat, akan dikeluarkan kembali, dan dikunyah lebih halus.
Proses pencernaan ini dibantu oleh air liur atau saliva untuk membuat proses pengunyahan lebih mudah.
Baca juga: Tips Memasak Daging Sapi agar Lebih Sehat, Perhatikan Suhunya
Selain itu, air liur juga membantu menetralkan asam dari pakan ternak saat masuk ke dalam rumen.
Rumen adalah perut besar dan merupakan bagian lambung paling besar dalam pencernaan hewan ruminansia.
Fungsi rumen adalah sebagai tempat fermentasi oleh mikroba, tempat absorbsi VFA, dan tempat pencampuran makanan.
Rumen sapi memiliki jenis bakteri yang berbeda dengan jumlah yang sangat banyak. Selain itu, terdapat beberapa tipe protozoa yang membantu memanfaatkan serat dari bahan pakan dan sumber nitrogen non protein.
Retikulum adalah organ pencernaan hewan ruminansia yang bagian dalamnya mirip dengan jala sehingga disebut juga perut jala.
Baca juga: Nutrisi dan Manfaat Daging Sapi untuk Kesehatan
Fungsi retikulum adalah sebagai tempat fermentasi pakan oleh mikroorganisme. Hasil fermentasi dari retikulum adalah VFA, amonia, dan air.
Omasum adalah lambung ketiga yang dimiliki hewan ruminansia. Disebut sebagai perut buku, omasum memiliki lipatan-lipatan seperti buku.
Proses pencernaan pada omasum masih termasuk fermentasi mikroorganisme. Selain itu, omasum juga berfungsi mengatur arus ingesta ke abomasum dan menyaring partikel yang besar.
Abomasum terbagi menjadi tiga, yakni florika (sekresi mukus), fundika (sekresi pepsinogen, renin, dan mukus), serta kardia (sekresi mukus).
Abomasum adalah tempat permulaan pencernaan protein dan pengatur arus digesta ke duodenum.
Baca juga: Ini Potongan Daging Sapi yang Paling Sehat dan Rendah Lemak
Usus halus terdiri dari duodenum, jejenum, dan ileum. Bakteri dari lambung tidak bisa hidup di duodenum karena kondisi asam dalam duodenum.
Dalam tahap pencernaan ini, makanan akan dicerna dengan bantuan enzim dari dinding usus sehingga partikelnya lebih halus.
Sisa-sisa dari proses pencernaan sebelumnya akan didorong ke usus besar. Sisa pencernaan tersebut masih memiliki mineral dan air yang akan diserap di usus besar.
Seluruh zat yang diserap akan didistribusikan ke seluruh tubuh, sedangkan sisa pencernaan akan dikeluarkan melalui rektum.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.