Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: Protein Spike Covid-19 Bisa Mengubah Sel di Jantung

Kompas.com - 06/09/2021, 08:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Para peneliti menemukan hubungan mengkhawatirkan antara sel di jantung dengan protein spike virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

Protein spike yang menyerupai tonjolan paku di sekitar permukaan virus ternyata dapat mengubah sel-sel pembuluh darah kecil di sekitar jantung. Hal ini yang pada akhirnya mengganggu fungsi reguler mereka.

Dilansir dari IFL Science, Kamis (2/9/2021), dalam studi pra-cetak (pre-print) yang berarti belum ditinjau oleh rekan sejawat, dikatakan bahwa protein spike atau protein lonjakan mengikat sel yang disebut perisit.

Dipresentasikan di Kongres Masyarakat Kardiologi Eropa, ahli menjelaskan bahwa sel perisit melapisi pembuluh kecil jantung serta tempat-tempat lain di sekitar tubuh manusia.

Baca juga: Epidemi Virus Corona Pertama Kali Menyerang 21.000 Tahun Lalu

Ketika sel diikat protein spike, perisit akan melepaskan bahan kimia yang menyebabkan peradangan pada organ.

Dalam studi tersebut, tim mengambil sel-sel pembuluh darah kecil dari jantung dan memaparkannya ke protein spike.

Seperti diketahui, protein spike digunakan virus corona untuk menempel ke sel manusia.

Ketika virus sudah menempel ke sel manusia, virus akan melepaskan materi genetik. Ini mendongkrak mesin seluler, yang mulai mereplikasi virus, yang kemudian meledak dan menyebarkan virus ke sel lain.

Dengan kata lain, protein spike adalah pintu masuk virus corona menginfeksi manusia.

Jika protein spike mampu memengaruhi perilaku sel, itu mengkhawatirkan.

Menurut para ahli, perilaku ini menunjukkan bahwa sel-sel yang tidak terinfeksi tetap dapat dirusak oleh virus, sehingga lebih sulit untuk diobati.

Tim menemukan bahwa dengan memblokir reseptor CD147 pada sel-sel itu akan mengurangi efek protein spike pada perisit, meskipun masih ada peradangan.

Perisit ditemukan di seluruh tubuh, termasuk otak dan sistem saraf pusat. Jika mekanisme tersebut dapat dihentikan pada pasien, hal itu dapat mengurangi komplikasi yang timbul dari Covid-19.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com