Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Kebahagiaan? Ini Penjelasannya Menurut Sains

Kompas.com - 05/09/2021, 21:03 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kebahagiaan adalah hal yang diinginkan oleh semua orang. Seringkali, orang yang banyak tersenyum dan tertawa dianggap lebih bahagia.

Sebenarnya, apa itu kebahagiaan?

Heather Lyons, Psikolog dan pemilik Baltimore Therapy Group di Towson, Maryland, mengatakan bahwa para psikolog mendefinisikan kebahagiaan sebagai kesejahteraan subjektif seseorang.

Baca juga: Hati-hati Stres, Berikut 6 Cara agar Tetap Bahagia di Masa Pandemi

Sementara, Sherry Benton, pendiri dan kepala bagian sains sumber terapi online ,TAO Connect di Golden, Colorado, mengatakan bahwa tidak ada satu konsep kebahagiaan yang berlaku untuk setiap individu.

Secara umum, kebahagiaan dapat diartikan sebagai perasaan puas dengan hidup. Sedangkan secara biologis, hal tersebut terkait dengan pelepasan dopamin, neurotransmitter yang terlibat dalam perasaan senang.

"Kebahagiaan lebih merupakan keterampilan yang dapat kita kerjakan setiap hari dengan secara aktif memilih pikiran, koneksi, dan keyakinan yang membuat kita merasa baik,” kata Benton.

Benton menambahkan, kebahagiaan tidak memerlukan hal-hal yang sempurna. Bahkan mengejar kesempurnaan dalam hidup, justru bisa membuat manusia merasa kurang bahagia.

Hal-hal seperti promosi jabatan, kenaikan gaji atau barang-barang baru yang dimiliki mungkin bisa membuat perasaan menjadi senang atau bahagia untuk beberapa saat.

Sayangnya, jika manusia terlalu fokus mengejar sesuatu yang bersifat eksternal, manfaat jangka panjang terhadap kebahagiaan tidak dapat diperoleh.

“Kita sebenarnya dapat melukai rasa bahagia kita, karena kita akan selalu menginginkan lebih dan tidak pernah benar-benar puas," tambah Benton.

Berbeda dengan tes pada organ tubuh yang bisa didiagnosis, kebahagiaan tidak bisa diketahui melalui tes darah atau pemindaian tubuh.

Lyons mengatakan, bahwa dengan mendefinisikan kebahagiaan sebenarnya bisa membantu seseorang untuk menentukan seberapa bahagia seseorang.

Semakin sederhana kebutuhan seseorang akan kebahagiaan,maka semakin besar kemungkinan orang itu untuk bahagia.

Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Hormon Dopamin agar Tetap Bahagia

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com