Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/09/2021, 10:03 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Kendati banyak orang beranggapan warna alam semesta itu hitam, namun Baldry mengatakan bahwa hitam bukanlah warna.

"Hitam hanyalah ketiadaan cahaya yang dapat dideteksi," kata Baldry.

Sebaliknya, warna adalah hasil dari cahaya yang tampak dan diciptakan di seluruh alam semesta oleh bintang dan galaksi.

Bintang dan galaksi memancarkan gelombang radiasi elektromagnetik dan dipisahkan ke dalam kelompok yang berbeda berdasarkan panjang gelombang yang dipancarkan.

Kelompok sinar tersebut termasuk sinar-X, sinar ultraviolet, cahaya tampak, radiasi inframerah, gelombang mikro dan gelombang radio.

Sementara itu, cahaya tampak membentuk sebagian kecil dari spektrum elektromagnetik dalam panjang gelombang tertentu dan menjadi satu-satunya bagian yang dapat dilihat dengan mata telanjang.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Sebenarnya Apa Warna Asli Bulan?

 

Apa yang dianggap sebagai warna sebenarnya adalah panjang gelombang berbeda dari cahaya yang mampu terlihat.

Contohnya adalah merah dan jingga memiliki panjang gelombang yang lebih panjang, dan biru dan ungu memiliki panjang gelombang yang lebih pendek.

Baldry mengatakan, spektrum bintang atau galaksi yang terlihat adalah ukuran kecerahan serta panjang gelombang cahaya yang dipancarkan bintang atau galaksi.

Pada akhirnya, hal ini dapat digunakan untuk menentukan warna rata-rata bintang dan galaksi.

"(Spektrum kosmik) mewakili jumlah semua energi di alam semesta yang dipancarkan pada panjang gelombang cahaya optik yang berbeda," tulis Baldry dan Glazebrook dalam makalah online non-peer-review terpisah pada tahun 2002.

Spektrum kosmik nantinya memungkinkan mereka untuk menentukan warna rata-rata alam semesta.

Baca juga: Apakah Alam Semesta Itu Memang Sangat Gelap?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com