Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Tegaskan Kenaikan Permukaan Laut yang Lebih Ekstrem Akan Sering Terjadi Akhir Abad Ini

Kompas.com - 02/09/2021, 19:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ahli dunia menyatakan, bahwa ada potensi kenaikan permukaan laut yang lebih ekstrem, yang akan semakin sering terjadi di akhir abad ini di seluruh dunia.

Potensi risiko kenaikan permukaan laut yang lebih esktrem ini, akibat dari meningkatnya suhu bumi.

Pada sebuah penelitian terbaru yang terbit dalam jurnal Nature Climate Change edisi 30 Agustus 2021, memprediksikan bahwa akibat meningkatnya suhu bumi, kenaikan permukaan laut yang ekstrem di sepanjang garis pantai di seluruh dunia akan terjadi 100 kali lebih sering pada akhir abad ini.

Baca juga: Permukaan Laut Naik, Hutan Mangrove Berpotensi Hilang pada 2050

Hal itu diprediksi bakal terjadi di setengah dari 7.283 lokasi yang dijadikan penelitian.

Kendati para peneliti mengatakan ada banyak ketidakpastian mengenai iklim di masa depan, hasil penelitian ini sangatlah mengkhawatirkan.

Hal ini dikarenakan, pada awalnya naiknya permukaan laut ekstrem sebagai dampak dari kenaikan suhu bumi ini diprediksikan terjadi setiap 100 tahun sekali.

Dan kini akan lebih sering terjadi, hingga lebih dari satu kali setiap tahun di sepanjang akhir abad ini.

Profesor Roshanka Ranasinghe dari IHE Delft and Deltares (Belanda) melakukan rancangan studi pertama di dunia bersama penulis utama Dr Claudia Tebaldi dari Laboratorium Nasional Pasific Nothwest National Department of Energy AS.

Studi ini menyatukan tim peneliti internasional dari Amerika Serikat, Belanda, Italia, dan Australia, yang pernah memimpin penelitian besar sebelumnya, tentang permukaan laut ekstrem dan efek kenaikan suhu permukaan laut.

Tim tersebut mengumpulkan data dan memperkenalkan metode sintesis baru, dengan melakukan perkiraan alternatif, untuk memetakan kemungkinan efek kenaikan suhu mulai dari 1,5 derajat C hingga 5 derajat C yang dibandingkan dengan masa pra-industri - sebuah kisaran suhu yang belum pernah terjadi dalam penelitian sebelumnya.

Profesor Ranasinghe mengatakan, penelitian tersebut dilakukan atas dasar kepedulian dan keingintahuan dampak besar dari adanya kenaikan atau meningkatnya suhu bumi.

Di mana, berdasarkan catatan yang ada, dunia telah menghangat sekitar 1,1 derajat Celcius dibandingkan dengan masa pra-industri.

“Salah satu pertanyaan utama kami yang mendorong penelitian ini adalah: seberapa tinggi pemanasan suhu bumi untuk membuat dampak yang biasanya terjadi 100 tahun sekali menjadi bencana tahunan? Jawaban kami adalah tidak lebih dari apa yang telah terdokumentasikan saat ini,” kata Ranasinghe melalui keterangan tertulis Yayasan Indonesia Cerah, Selasa (31/8/2021).

Baca juga: Es di Permukaan Laut Arktik Berkurang Mendekati Rekor Terendah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com