Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama dalam Sejarah, Bencana Kelaparan Akibat Perubahan Iklim Terjadi di Madagaskar

Kompas.com - 26/08/2021, 18:31 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber BBC,TIME

KOMPAS.com - Madagaskar tengah mengalami bencana kelaparan akibat perubahan iklim. Bencana ini merupakan kali pertama dalam sejarah manusia.

Dilansir dari BBC, Rabu (25/8/2021); Shelley Thakral dari Program Pangan Dunia (WFP) Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, ini adalah kondisi seperti kelaparan dan disebabkan oleh iklim, bukan konflik.

Diungkapkan oleh PBB, empat tahun tanpa hujan menyebabkan sekitar 30.000 orang kini mengalami bencana kelaparan dan ketidakamanan pangan di level tertinggi, yakni level lima.

Jumlah korban tersebut juga diperkirakan akan segera meningkat drastis ketika Madagaskar memasuki musim paceklik yang kerap terjadi sebelum masa panen.

Baca juga: 5 Dampak Perubahan Iklim jika Suhu Bumi Naik 2 Derajat Celsius

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Orang-orang ini tidak melakukan apa pun yang menyebabkan perubahan iklim. Mereka tidak menggunakan bahan bakar fosil... tetapi mereka harus menanggung dampak dari perubahan iklim," ujar Thakral.

Kali pertama dan bukan yang terakhir

Bencana ini merupakan bukti nyata perubahan iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya. Padahal, awal bulan ini PBB baru saja mengeluarkan laporan perubahan iklim yang menjadi peringatan "kode merah bagi kemanusiaan".

Dilansir dari Time, 20 Juli 2021; sepanjang sejarah bencana kelaparan hanya disebabkan oleh kegagalan panen, bencana alam, invasi hama dan konflik antar manusia.

Namun, Madagaskar sama sekali tidak mengalami masalah-masalah di atas. Sebaliknya, negara tersebut sedang mengalami kekeringan terburuknya dalam empat dekade terakhir yang disebabkan oleh perubahan iklim.

WFP pun memperkirakan akan adanya 1,14 juta warga Madagaskar yang mengalami ketidakamanan pangan, dan 400.000 orang yang mengalami bencana kelaparan. Rasa lapar bahkan memaksa warga untuk memakan kaktus mentah, daun dan belalang.

Baca juga: Laporan PBB soal Perubahan Iklim Jadi Peringatan Kode Merah untuk Manusia

Kabar buruknya, bencana kelaparan akibat perubahan iklim tidak akan menjadi yang terakhir.

Landry Ninteretse, direktur advokasi iklim Afrika untuk organisasi 350.org, mengatakan, beberapa tahun terakhir kita telah melihat bencana iklim menghantam satu negara ke negara lainnya.

"Jika sebelumnya (yang dihantam) adalah wilayah Tanduk Afrika, dan kini Madagaskar, besok siklusnya akan terus berlanjut, mungkin ke bagian utara Afrika-Sahel-atau ke barat. Dan sayangnya, ini kemungkinan akan terus terjadi karena perubahan iklim," ujarnya.

Ninteretse juga berkata bahwa dampak perubahan iklim tidak hanya dirasakan di Madagaskar tetapi juga seluruh dunia.

"Bencana kelaparan di Madagaskar, gelombang panas di Amerika, banjir di Jerman, semua ini adalah indikator bahwa perubahan iklim harus dianggap serius," kata Ninteretse.

Baca juga: Perubahan Iklim Makin Mengancam Dunia, Protokol Montreal Disebut Bisa Selamatkan Bumi

"Sama seperti reaksi dunia terhadap pandemi yang membuat kita bisa mendapatkan vaksin dalam kurang dari setahun. Jika dunia bereaksi sama ketika kita mulai mengirimkan sinyal peringatan pertama dari perubahan iklim, situasinya akan jadi jauh lebih baik dari sekarang," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com