Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Kereta Api Diawali dari Penemuan Mesin Uap

Kompas.com - 02/09/2021, 09:01 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber ABC

Barulah pada 21 Februari 1804, Trevithick berhasil menyelesaikan pembuatan mesinnya dan melakukan perjalanan perdananya.

Mesin itu mengangkut 10 ton besi dan 70 orang, menempuh jarak 10 mil dengan kecepatan 5 mph.

Penemuan itu merupakan kesuksesan besar dan memantik insinyur lain seperti Matthew Murray, William Hedley dan George Stephenson, untuk mengembangkan desain Trevithick dan membuat versi mesin uap mereka sendiri.

Mesin uap Catch Me Who Can, Salamanca, dan Puffing Billy adalah beberapa mesin uap pertama yang sukses.

Baca juga: Ada Sejak Lama, Begini Rasa Menaiki dan Tarif Kereta Sleeper Pada 1967

 

Melalui penemuan tersebut, pada tahun 1829, kereta penumpang pertama di dunia, The Locomotion No. 1" berhasil diciptakan oleh Stephenson.

Keberhasilan ini membuat Stephenson dan anak-anaknya mendirikan bisnis dan terus memproduksi kereta penumpang pertama di Inggris, Eropa dan Amerika Serikat.

Membawa perubahan, setelah penemuan kereta penumpang tersebut, kereta api segera menjadi moda transportasi yang sangat berharga untuk barang dan penumpang.

Pada awalnya, orang berpikir bahwa perjalanan secepat itu akan membuat penumpang tidak dapat bernapas, atau bahwa getaran roda di rel akan membuat orang pingsan.

Tetapi pada tahun 1850-an, kereta api melaju dengan kecepatan 80 km/jam yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan terpikirkan. 

Baca juga: Kaki Seribu Berkerumun di Jalur Kereta Jepang Tiap 8 Tahun, Ini Alasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com