Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direkomendasikan WHO, Dokter Sebut Tes Antigen Nasal Lebih Nyaman

Kompas.com - 22/08/2021, 21:06 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Sudah lebih dari setahun, pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Belakangan bahkan, klaster keluarga menjadi contributor terbesar kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Salah satu penyebabnya, karena masih ada anggota keluarga yang harus beraktivitas di luar rumah untuk mencari nafkah.

Bagi mereka yang masih aktif bekerja di luar rumah, swab antigen tampaknya sudah menjadi rutinitas.

Baca juga: WHO Khawatir Ketimpangan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Terus Terjadi

Selain menerapakan protokol kesehatan, menerapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti konsumsi gizi seimbang, olahraga, berjemur, dan asupan ASI untuk bayi, menurut dr. Andira Utami, tes swab antigen diperlukan sebagai upaya preventif dan skrining demi mencegah penyebaran virus corona di klaster keluarga.

“Seluruh anggota keluarga saat ini memiliki risiko terkena Covid-19. Karena itu skrining dengan tes antigen dianjurkan rutin dilakukan. Apalagi jika ada anggota keluarga yang terpaksa masih harus selalu keluar rumah,” kata dr. Andira dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Namun demikian, dokter yang juga founder gerakan Pintar Sehat Peduli & Health Consultant ini mengatakan, swab antigen dalam keluarga bukanlah persoalan sepele.

Pasalnya, swab dengan metode nasofaring yang selama ini dikenal masyarakat, tak jarang menjadi momok, karena dianggap tidak nyaman. Terutama bagi anak-anak dan orang lanjut usia (lansia).

“Banyak pasien yang takut di-swab dengan bereaksi memundurkan tubuhnya, karena rasa tidak nyaman. Ini bisa membuat pengambilan sampel tidak presisi. Apalagi, jika setelah itu pasien bersin-bersin, potensi menyebarkan droplet semakin besar,” ujarnya.

Sehingga menurutnya, alat tes antigen nasal lebih ramah untuk pasien segala usia. Karena, jenis pengambilan sampel nasal lebih mudah dilakukan, hanya di dinding hidung dengan kedalaman 2 Cm dari permukaan.

“Antigen nasal ini sangat solutif dan membuat kita yang di lapangan menjadi lebih senang. Ini temuan yang sangat bermanfaat baik bagi orang dewasa maupun anak-anak yang notabene sangat sulit. Tes antigen nasal tidak sakit dan sama sekali tidak menyeramkan,” jelas dr. Andira.

Baca juga: Tes Antigen untuk Diagnosis Covid-19, Aturan Baru Percepat Testing dan Tracing

Ilustrasi virus corona (Covid-19)KOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi virus corona (Covid-19)

Namun, dr. Andira menegaskan pentingnya masyarakat untuk tetap mencermati keakuratan deteksi yang dihasilkan oleh alat tersebut.

“Paling mudah adalah dengan memastikan bahwa alat yang digunakan telah memiliki izin edar Kemenkes atau lebih baik lagi, jika telah mengantongi rekomendasi dari institusi global seperti WHO,” katanya.

Uni Eropa menetapkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh alat test antigen untuk dapat masuk ke dalam daftar rekomendasi, yaitu pertama, harus memiliki tanda CE (conformity of Europene/sertifikasi produk berstandar Eropa), kedua, harus memenuhi persyaratan kinerja minimum sensitivitas 90% dan spesifisitas 97%.

Baca juga: Marak Tes Swab Antigen Covid-19 Sendiri, Apa Saja Bahayanya?

Ketiga, telah divalidasi oleh setidaknya satu negara anggota yang penggunaannya sesuai dalam konteks Covid-19, dan keempat tentang rincian metodologi dan hasil studi (seperti jenis sampel, di mana tes dinilai, dan apakah ada kesulitan yang terjadi sehubungan dengan kriteria sensitivitas yang dipersyaratkan atau elemen kinerja lainnya).

Untuk saat ini, Abbott Panbio Antigen Nasal diklaim sebagai satu-satunya produk antigen nasal yang telah mendapat rekomendasi Emergency Used Listing (EUL) WHO.

Selain itu, seperti dilansir dalam dokumen yang dikeluarkan oleh Directorate-General for Health and Food Safety Uni Eropa, Abbott Panbio Antigen Nasal juga masuk dalam daftar rapid test antigen Covid-19 yang disetujui oleh Komite Keamanan Kesehatan Uni Eropa dan telah disepakati oleh 27 negara anggotanya pada 23 Juli 2021.

Abbott Panbio Antigen Nasal memiliki sensitivitas 98,1% dan spesifisitas 99,8%.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com