Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2021, 19:16 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Sejak awal pandemi, para peneliti di seluruh dunia telah mencari cara untuk mengobati Covid-19.

Hingga saat ini, vaksin Covid-19 adalah senjata terbaik untuk mencegah penularan dan mengurangi gejala bila terinfeksi.

Namun, terapi pengobatan khusus bagi mereka yang terinfeksi Covid-19 belum tersedia. Para ilmuwan menggunakan obat yang sudah ada untuk mengobati Covid-19.

Kini, sebuah studi terbaru yang menganalisis berbagai obat untuk terapi Covid-19 menemukan obat yang efektif melawan virus corona SARS-CoV-2.

Salah satunya adalah suplemen makanan yang terbukti mampu memblokir atau mengurangi infeksi virus corona SARS-CoV2 dalam sel.

Baca juga: Potensi Obat Covid-19 Ditemukan pada Obat Cacing Pita, Studi Jelaskan

Dilansir dari Medical Xpress, Kamis (19/8/2021), penelitian yang belum lama ini terbit di Proceedings of the National Academy of Science, melakukan riset terhadap garis sel manusia saat terinfeksi virus corona SARS-CoV-2 dengan analisis gambar kecerdasan buatan (AI).

Sel-sel yang terinfeksi virus corona itu diobati dengan lebih dari 1.400 obat dan senyawa yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), baik sebelum atau setelah infeksi virus.

Setelah disaring dengan seksama, peneliti menemukan 17 obat yag berpotensi melawan Covid-19.

Tujuh obat telah diidentifikasi dalam studi drug repurposing (pemakaian obat yang sudah ada) sebelumnya, termasuk remdesivir, yang merupakan salah satu dari sedikit terapi yang disetujui FDA untuk pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

"Secara tradisional, proses pengembangan obat memakan waktu satu dekade dan kita tidak punya waktu satu dekade," kata Jonathan Sexton, Ph.D., Asisten Profesor Ilmu Penyakit Dalam di UM Medical School dan salah satu penulis senior makalah tersebut.

"Terapi yang kami temukan menunjukkan keamanan yang baik dalam uji klinis fase 2."

Tim memvalidasi 17 kandidat senyawa dalam beberapa jenis sel, termasuk sel paru-paru manusia yang berasal dari sel punca untuk meniru infeksi SARS-CoV2 pada saluran pernapasan.

Sembilan kandidat lain menunjukkan aktivitas anti-virus pada dosis yang wajar.

Salah satu yang paling manjur adalah laktoferin, protein yang ditemukan dalam ASI yang juga tersedia tanpa resep sebagai suplemen makanan yang berasal dari susu sapi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com