Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlalu Sering Main Game Selama Pandemi Covid-19, Amankah untuk Perkembangan Otak Anak?

Kompas.com - 08/08/2021, 19:55 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Baru Jadi Ortu

Waswas soal tumbuh kembang si kecil?

Sigap konsultasi ke dokter anak via Kompas.com

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 mengharuskan semua orang beraktivitas di rumah demi mencegah penyebaran dan penularan virus corona.

Bukan hanya orang dewasa yang aktivitasnya terbatas, anak-anak bahkan tak bisa belajar tatap muka di sekolah dan bermain di luar rumah.

Proses belajr mengajar yang dilakukan secara online atau daring, membuat anak-anak harus menatap layar gawai berjam-jam dalam sehari. Bukan hanya itu, terbatasnya aktivitas bermain dan berolahraga selama pandemi, membuat anak-anak menghabiskan waktu luang dengan menonton film dan bermain game di gadget.

Baca juga: Peneliti Ungkap Kebiasaan Main Video Game Tingkatkan Kemampuan Memori

Lalu, amankah aktivitas bermain game elektronik ini?

Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Pediatri Sosial, dr. Catharine Mayung Sambo Sp. A (K) mengatakan, pertimbangan mengenai apakah bermain game elektronik itu baik atau buruk untuk anak tergantung pada usia, jenis dan isi game, serta bagaimana dan berapa lama game tersebut dimainkan.

Beberapa game bagi anak usia sekolah bermanfaat untuk mengasah kemampuan akademik dan pemecahan masalah serta bersifat edukatif.

Namun sebaiknya, orangtua dan pengasuh tetap berhati-hati ketika memperkenalkan atau mengizinkan anak untuk bermain game elektronik.

Perkembangan otak anak, terutama pada tahun-tahun awal kehidupan, mendapat manfaat jauh lebih banyak dari stimulasi yang bersifat pengalaman sehari-hari yang dialami atau dilakukan langsung,” kata dr Cataharine kepada Kompas.com.

Menurutnya, dalam pengalaman tersebut, anak akan mendapat berbagai input sensori secara simultan serta mendapat kesempatan berekspresi dan berkomunikasi, terutama apabila didampingi orangtua, pengasuh, atau teman, dan saudara.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan badan kesehatan dunia/WHO menyarankan, agar anak berusia kurang dari 2 tahun tidak diperkenalkan dulu dengan media, termasuk game elektronik.

“Ketika anak bermain game elektronik, ruang interaksi terbatas antara dirinya dengan gawai, sementara interaksi dengan lingkungan sekitar jauh berkurang dan anak cenderung pasif atau kurang beraktivitas fisik,” jelas dokter yang praktik di RS Pondok Indah, Pondok Indah, Jakarta.

Baca juga: Video Viral Ayah Marahi Kasir Indomaret, Ini Kriteria Kecanduan Game

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com