Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Gempa Mamasa, Disebut Gempa Swarm dan Sudah 46 Kali Susulan

Kompas.com - 22/07/2021, 12:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wilayah Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat kembali diguncang gempa signifikan dengan magnitudo update M 5,2 pada pagi dini hari pukul 00.44 WIB, Kamis (22/7/2021).

Berdasarkan analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), episenter atau pusat gempa bumi ini terletak pada koordinat  2,95 derajat LS dan 119,37 derajat BT.

Lokasinya berada di darat pada jarak 6 km arah tenggara Kabupaten Mamasa dengan kedalaman 10 km. 

Berikut beberapa fakta gempa Mamasa yang terjadi hari ini:

1. Sumber mekanisme gempa

Kepala Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, dari hasil analisis menunjukkan bahwa mekanisme sumber gempa Mamasa adalah gempa dangkal.

Gempa dangkal di Mamasa ini terjadi akibat adanya aktivitas penyesaran dengan mekanismes kombinasi turun dan mendatar atau oblique normal fault.

Baca juga: Fakta Gempa M 6,1 Maluku, 13 Kali Gempa Susulan dan Berpotensi Tsunami

 

2. Sudah 46 kali susulan

Hasil monitoring BMKG sejak pukul 00.44 WIB hingga 07.49 WIB menunjukkan, telah terjadi 46 kali aktivitas gempa swarm Mamasa ini.

Fakta gempa susulan di Mamasa hingga 46 kali ini terjadi dengan magnitudo terbesar adalah M 4,4 dan terkecil M 2,5.

3. Disebut gempa swarm

Daryono menyebutkan bahwa fakta lain dari gempa Mamasa ini termasuk gempa swarm.

"Fenomena gempa yang terjadi saat ini di Mamasa adalah aktivitas swarm," kata Daryono menjelaskan fakta gempa Mamasa yang disebut sebagai gempa swarm.

 

Aktivitas atau gempa swarm adalah sebutan untuk rentetan aktivitas gempa dalam jumlah banyak dengan magnitudo yang relatif kecil dan bergerombol membentuk klaster dalam ruang dan waktu, tanpa ada gempa utama yang paling menonjol dengan magnitudo paling besar.

Fakta meningkatnya aktivitas swarm di Mamasa ini sudah termonitor oleh BMKG sejak awal Juli 2021. Sejak tanggal 5 Juli 2021 hingga Rabu siang 21 Juli 2021 BMKG sudah mencatat adanya aktivitas gempa swarm sebanyak 33 kali gempa. 

Baca juga: Fakta Gempa Mentawai M 5,7 Pagi Ini, Gempa Kuat Kedua di Bulan Mei

Ilustrasi gempa bumi, gempa tektonik, gempa merusak.Shutterstock Ilustrasi gempa bumi, gempa tektonik, gempa merusak.

Untuk hari Rabu 21 Juni 2021 kemarin saja, BMKG sudah mencatat telah terjadi aktivitas gempa swarm sebanyak 27 kali gempa.

4. Tak berpotensi tsunami

Hasil pemodelan BMKG terhadap guncangan gempa Mamasa ini menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.

Sehingga, masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

5. Dampak gempa Mamasa

Kendati tidak berpotensi tsunami, tetapi sejumlah wilayah di sekitar pusat gempa merasakan getaran dari guncangan itu dengan kekuatan yang bervariasi.

Baca juga: 5 Fakta Gempa Sukabumi, Mirip Gempa Malang dan Terasa hingga Jakarta

 

Guncangan gempa ini dirasakan di Mamasa, Kaluku, Majene, dan Mamuju dalam skala intensitas III-IV MMI yang dirasakan cukup kuat oleh warga bahkan beberapa warga yang sudah tidur lelap menjadi terbangun akibat guncangan gempa yang terjadi secara tiba-tiba. 

Sementara itu, dari Mamuju Tengah dilaporkan guncangan gempa bumi ini juga dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI, dimana getaran gempa dirasakan oleh warga seperti ada truk lewat.

"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa yang terjadi pada pagi dini hari tadi," kata Daryono kepada Kompas.com, Kamis (22/7/2021).

Namun, masyarakat diminta untuk menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

Upayakan untuk selalu memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah. 

Baca juga: 7 Fakta Gempa Malang, Bukan Gempa Megathrust dan Ada Sejarahnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com