Menurut Mangestuti penyatuan antara tubuh, pikiran, dan spiritual ini jelas ada di dalam sistem pengobatan diri kita dan tidak bisa diabaikan begitu saja.
Lebih lanjut, Mangestuti juga mencontohkan kasus seorang penderita diabetes yang sudah mengalami komplikasi, bahkan merusak salah satu bagian matanya.
Meski pasien tersebut masih tetap mendapatkan perawatan dari dokter ahlinya, tetapi pasien itu tetap menambahkan alternatif berobat dengan mengonsumsi herbal.
"Menurut saya ya ini, ini boleh, tetapi jangan berharap terlalu banyak dengan herbalnya. Kalau Anda (pasien) tidak betul-betul tadi itu (penyatuan) body, mind, and spirit (tubuh, pikiran dan spiritual)," jelasnya.
Maksud daripada penyatuan tubuh, pikiran dan spiritual dalam hal ini juga diartikan sebagai kendala atau kontrol diri terhadap sesuatu yang akhirnya tetap akan memperburuk kondisi pasien, meskipun sudah mengonsumsi obat herbal disamping pengobatan dokter.
"Contohnya, pasien terus mendapatkan perawatan dokter dan menambah konsumsi herbal, tetapi pikiran dan tubuhnya ingin makan-makanan enak yang berisiko meningkatkan kadar gula darah ya sama saja percuma," ujar Mangestuti.
"Kekuatan pengobatan alamiah itu ada di dalam tubuh kita sendiri," tegasnya.
Jadi kekuatan terbesar untuk mendapatkan kekuatan sehat, yang kita sering lupa adalah harmonisasi antara tubuh, pikiran, dan spiritual sebaik mungkin.
Baca juga: Studi Ungkap Manfaat Meditasi Harian untuk Kesehatan Otak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.