Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Depresi, Apa Gejala dan Perbedaannya Dengan Kesedihan?

Kompas.com - 21/06/2021, 10:07 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

Walau keduanya berbeda, namun kesedihan yang mendalam juga bisa menjadi pemicu depresi. Jika depresi terjadi akibat kesedihan, biasanya depresi akan berlangsung lebih lama dan parah.

Faktor resiko

Beberapa faktor resiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya depresi antara lain genetik, kepribadian, dan faktor lingkungan. Faktor genetik telah dijelaskan sebelumnya.

Seseorang yang memiliki kepribadian rendah diri dan pesimis lebih cenderung mudah terkena stress dan depresi. Faktor lingkungan juga sangat mempengaruhi seseorang. Lingkungan yang terus menerus ‘menyerang’ secara fisik dan psikis, perasaan diabaikan, dan kemiskinan adalah beberapa faktor yang bisa memicu depresi.

Perawatan

Depresi merupakan penyakit mental yang paling bisa disembuhkan. Sebanyak 80 hingga 90 persen orang dengan depresi yang datang berobat dinyatakan sembuh dan merasakan gejala yang dialami berkurang.

Depresi bisa dirawat dengan bertemu dengan psikolog. Namun, jika sudah parah dan membutuhkan obat-obatan, maka pasien perlu dirawat oleh psikiater atau dokter spesialis kejiwaan.

Psikiater biasanya akan merekomendasikan pasien untuk meminum obat antidepresan. Obat ini biasanya akan mulai terlihat efeknya setelah beberapa minggu. Namun, untuk benar-benar sembuh biasanya obat perlu dikonsumsi hingga beberapa bulan.

Baca juga: Studi: Penggemar Film Zombie Lebih Kuat Mental Hadapi Pandemi Covid-19

Jika obat-obatan tidak memberi efek yang baik pada pasien depresi, salah satu pilihan terapi lainnya adalah electroconvulsive therapy (ECT). Ini adalah perawatan dengan memberikan stimulan elektrik pada otak pasien di bawah anastesi.

Sekarang Anda sudah mengerti apa itu depresi dan bagaimana gejalanya. Jika ada orang di sekitar Anda yang menunjukkan gejalanya, segera ditolong, ya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com