Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Alam Mengawetkan Makhluk Prasejarah? Sains Jelaskan

Kompas.com - 08/06/2021, 12:03 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada banyak perubahan yang terjadi pada planet ini sejak terbentuk 4,5 miliar yang lalu.

Fase pendinginan dan pemanasan datang bergantian, mengubah ekosistem, membawa kepunahan massal, serta kesempatan bagi spesies baru untuk berevolusi.

Namun, tak semua spesies mampu berevolusi, mereka yang tak selamat dari seleksi alam itu kemudian punah.

Kendati demikian, makhluk yang sudah punah itu tak sepenuhnya menghilang dari muka Bumi.

Bangkai-bangkainya ada yang ditemukan dalam kondisi terawetkan, baik di dalam es, rawa gambut, atau terjebak di tar. Bahkan dari sisa-sisa itu, kita bisa mempelajari bagaimana kehidupan masa lalu.

Baca juga: Lacak Virus Prasejarah, Ahli Teliti Sisa-sisa Hewan Purba yang Terkubur di Es

Lalu bagaimana alam membantu mengawetkan makhluk-makhluk prasejarah itu?

Mengutip Live Science, Senin (7/6/2021), salah satu metode pengawetan yang sangat baik adalah melalui pembekuan.

Cuaca dingin menghentikan kecepatan dekomposisi organik dengan mencegah pertumbuhan bakteri yang seharusnya memakan daging yang membusuk.

Salah satu buktinya ditemukan pada beberapa makhluk purba di daerah beku, seperti Rusia, Asia, dan Amerika Utara.

Adanya makanan di perut makhluk zaman es menunjukkan bahwa tubuh mereka membeku dengan cepat dan mencegah pembusukan.

Namun, dengan tak adanya es, alam memiliki cara lain untuk mengawetkan jaringan tubuh. Faktor yang sangat penting dalam mencegah dekomposisi adalah pemisahan dari oksigen.

Dalam hal ini, rawa gambut Eropa memiliki kombinasi ajaib yang minim oksigen, suhu rendah, dan air asam, yang berfungsi untuk mengawetkan sisa-sisa hewan apa pun yang menemui ajalnya di rawa itu.

Seiring waktu, lapisan lumut terbentuk di permukaan rawa dan melepaskan bahan kimia yang menghentikan pertumbuhan bakteri.

Beberapa sisa masa lalu terawetkan yang paling terkenal adalah manusia yang terawetkan bersama dengan sejumlah besar artefak kuno. Misalnya bongkahan besar zat lilin yang dapat dimakan, terbuat dari susu atau daging.

Bongkahan layaknya mentega itu mungkin merupakan produk makanan yang berharga untuk dioleskan pada roti di Zaman Perunggu. Ada kemungkinan pula orang-orang di kala itu memang menyimpan bahan tersebut di rawa agar tetap dingin dan segar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com