Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Banyak Kasus di India, Mukormikosis Tergolong Penyakit Langka

Kompas.com - 04/06/2021, 08:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mukormikosis atau biasa disebut masyarakat infeksi jamur hitam (black fungus) dinyatakan tengah meningkat kasusnya di India, padahal sebenarnya penyakit ini termasuk kategori langka.

"Mukormikosis termasuk penyakit langka, tetapi berbahaya karena potensi kematianya sangat tinggi," kata  Dr dr Anna Rozaliyani MBiomed, SpP(K) selaku Ketua Pokja Bidang Mikosis Paru Pusat Mikosis Paru FKUI/RS Persahabatan.

Hal ini disampaikannya dalam Konferensi Pers bertajuk Black Fungi pada Pasien Covid-19: Apa yang Perlu Kita Waspadai? diselenggarakan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) pada Kamis (3/6/2021).

Baca juga: Infeksi Mukormikosis Sudah Ada di Indonesia Sebelum Pandemi Covid-19

Anna menjelaskan, angka kematian akibat penyakit mukormikosis cukup bervariasi antara 46 persen hingga 96 persen tergantung pada kondisi penyakit pasien, jenis jamur, dan bagian tubuh yang terkena.

Mukormikosis berpotensi menyerang berbagai sistem organ yang mengakibatkan munculnya beragam gejala klinis yang berkembang cepat.

Tanda klinis klasik mukormikosis adalah timbulnya nekrosis atau kematian jaringan secara cepat.

Hal itu terjadi akibat invasi jamur yang menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan trombosis (gumpalan darah), serta kelainan jaringan berwarna hitam atau black eschar.

Mekanisme infeksi mukormikosis

Mukormikosis adalah infeksi jamur sistemik yang disebabkan oleh golongan Mucormycetes seperti Rhizopus spp, Mucor spp, Rhizomucor spp, Cunninghamella bertholletiae, Apophysomyces spp, dan Lichteimia.

Mukormikosis terjadi melalui kontak dengan spora atau elemen jamur dari lingkungan seperti tanah, bahan organik yang membusuk misalnya daun, tumpukan kompos, dan kotoran hewan.

Elemen jamur yang sangat kecil dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran napas (terhirup dari udara), melalui cedera atau goresan kulit, atau tertelan tanpa disadari.

"Makanya jamur ini paling banyak menginfeksi tanah dan bisa terhirup di udara melalui debu, dan menginfeksi tubuh melalui saluran pernapasan," ujarnya.

Anna menambahkan, sebagian besar dari kasus yang ada ternyata menyebar secara sporadis.

Baca juga: Bahaya Mukormikosis, Infeksi Jamur Hitam yang Dialami Pasien Covid-19 di India

Ilustrasi mukormikosis. Usai Covid-19, seorang pria di India terinfeksi mukormikosis yang disebabkan oleh jamur hitam. Penyakit ini menyerang daerah mata.Shutterstock/stockpexel Ilustrasi mukormikosis. Usai Covid-19, seorang pria di India terinfeksi mukormikosis yang disebabkan oleh jamur hitam. Penyakit ini menyerang daerah mata.

Tetapi, pernah dilaporkan terjadi wabah di rumah sakit dan infeksinya terjadi melalui peralatan rumah sakit yang terkontaminasi jamur, kebocoran air, penyaringan udara yang buruk, pembongkaran bangunan, cedera akibat bencana alam, dan lain sebagainya.

Kendati penyakit ini langka dan bisa mewabah pada beberapa kondisi, mukormikosis bukanlah penyakit yang menular.

"Mukormikosis tidak menular dari orang ke orang, maupun dari binatang," ucap dia.

Tidak hanya di Indonesia, mukormikosis juga dapat ditemukan di seluruh dunia, tetapi kasus yang terbanyak dilaporkan di India.

Baca juga: Ahli: Istilah Infeksi Jamur Hitam Tidak Tepat, Harusnya Mukormikosis

Berdasarkan data pada 22 Mei 2021, jumlah orang India yang terinfeksi jamur hitam atau mukormikosis ada 185 orang. Hingga pada 1 Juni 2021, jumlahnya telah mencapai lebih dari 11.000 kasus.

Sementara itu, untuk di Indonesia sendiri, beberapa kasus mukormikosis telah dilaporkan sebelum pandemi Covid-19.

Meskipun jumlahnya tidak banyak, angka kematian dan kesakitannya tinggi.

"Semasa pandemi juga telah ditemukan beberapa kasus yang diduga mukormikosis, hanya saja pembuktian diagnosis terkendala terbatasnya fasilitas pemeriksaan yang memadai," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com