Dalam pertandingan olahraga berkuda, para atlet berpotensi mengalami kekacauan akibat cuaca panas tinggi yang bisa membuat kelelahan tingkat tinggi pada kuda yang ditunggangi. Sehingga, membutuhkan tenda kundang dengan kipas angin dan air es.
Pertandingan bersepeda, bisa mengalami crash saat melintasi jalanan yang keras dan terpapar cahaya terik dalam jangka waktu panjang.
Jika tetap dilakukan, dalam penyelenggaraannya seharusnya bagian jalan yang akan dilalui para atlet sepeda harus disemprotkan air terlebih dahulu. Serta, merancang ulang bagaimana peralatan bersepeda sesuai dengan penyerapan panas dan penguapan yang mudah.
Perlombaan lainnya yang juga terancam adalah sailing atau dayung, maraton, dan lain sebagainya.
Baca juga: Cuaca Panas Landa Indonesia, Bisakah Suncreen Melindungi?
Seperti diketahui, 2021 adalah tahun peristiwa besar, dengan KTTiklim PBB tahunan COP26 yang berlangsung di Glasglow, Skotlandia pada November ini.
CEO BASIS, Rusell Seymour mengatakan, semua negara diharapkan mengumumkan tujuan yang lebih tegas untuk mengurangi penggunaan minyak, gas, dan batu bara.
Tindakan itu perlu dilakukan, meskipun diketahui, Jepang sebagai pengguna utama baru bara sejauh ini menolak upaya untuk mempercepat peralihan ke bahan bakar yang lebih bersih.
“Sudah saatnya penyelenggara acara olahraga besar global membuat dampak iklim, serta kelestarian lingkungan, sebagai faktor inti dalam memutuskan di mana dan bagaimana acara tersebut harus diselenggarakan".
"Seperti yang ditunjukkan laporan (cuaca panas jelang Olimpiade Tokyo) ini, kami tidak dapat terus memperlakukan perubahan iklim sebagai masalah marjinal. Risiko bagi atlet dan penonton adalah perhatian utama, ” imbuh Seymour.
Baca juga: Cuaca Panas Masih 9 Hari, Ini Daftar Hari Terpanas di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.