Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER SAINS] Kenapa Akhir-akhir Ini Cuaca Panas? | Fakta Vaksin AstraZeneca

Kompas.com - 19/05/2021, 07:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Akhir-akhir ini, sebagian besar wilayah Indonesia merasakan cuaca sangat panas, baik siang maupun malam hari.

Menurut BMKG, kondisi yang terjadi di Indonesia adalah kondisi suhu panas harian. Penjelasan BMKG tersebut menjadi salah satu berita populer Sains Kompas.com edisi Selasa, 18 Mei 2021.

Selain penjelasan cuaca panas, dihentikannya vaksin AstraZeneca sementara juga menjadi perhatian. 4 fakta kelompok CTMAV547 vaksin AstraZeneca juga menjadi berita populer lainnya.

Masih soal vaksinasi Covid-19, Italia mengabarkan bahwa setelah program vaksin berjalan angka kematian di negara itu turun drastis.

Hingga temuan baru soal efek Covid-19 pada otak.

Baca juga: [POPULER SAINS] Gempa Nias Barat | Surat Einstein, Prediksi Kekuatan Super Burung

Berikut ulasan selengkapnya.

1. Kenapa cuaca sangat panas?

Koordinat Bidan Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin mengatakan kondisi yang terjadi di wilayah Indonesia saat ini adalah kondisi suhu panas harian.

Kondisi suhu panas harian umumnya disebabkan oleh kondisi cuaca cerah pada siang hari dan relatif lebih signifikan pada saat posisi semu Matahari berada di sekitar ekuatorial.

Pada pertengahan Mei ini, posisi semu matahari sudah berada di Belahan Bumi Utara (BBU) di sekitar 19 derajat LU.

Kondisi tersebut secara tidak langsung mengindikasikan bahwa di wilayah Indonesia selatan ekuator akan menjelang periode angin timuran yang identik dengan periode musim kemarau.

"Saat ini sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki awal musim kemarau dimana tingkat perawanan akan cukup rendah pada siang hari," kata Miming kepada Kompas.com, Senin (17/5/2021).

Baca penjelasan selengkapnya di sini:

Mengapa Cuaca Panas Akhir-akhir Ini? BMKG Jelaskan Alasannya

2. 4 fakta kelompok CTMAV546 vaksin AstraZeneca

Kelompok CTMAV547 vaksin AstraZeneca dihentikan sementara oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Berikut beberapa fakta yang diketahui terkait pemberhentian sementara kelompok CTMA547 Vaksin AstraZeneca ini.

  •  Alasan diberhintakan sementara sebagai bentuk upaya kehati-hatian.
  • Jumlah dosis yang diterima Indonesia melalui program Civax WHO 448.480 dosis.
  • Bermacam efek samping vaksin yang dilaporkan
  • Kelompok AstraZeneca selain CTMAV547 aman digunakan

Ulasan selengkapnya baca di sini:

Dihentikan Sementara, Ini 4 Fakta Kelompok CTMAV547 Vaksin AstraZeneca

3. Setelah vaksinasi kematian Covid-19 turun drastis di Italia

Ilustrasi vaksinasi covid-19.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Ilustrasi vaksinasi covid-19.

Vaksinasi di Italia, menunjukkan hasil yang menggembirakan. Studi menunjukkan, setelah suntikan vaksin Pfizer, Moderna dan AstraZeneca, angka infeksi, bahkan kematian Covid-19 menurun drastis.

Dilansir dari Reuters, Senin (17/5/2021), menurut penelitian di Italia, yang diterbitkan Sabtu lalu, infeksi Covid-19 pada orang dewasa, segala usia, turun drastis.

Setelah sebagian besar dari mereka mendapat suntikan vaksin Pfizer (PFE.N), Moderna (MRNA.O) atau AstraZeneca (AZN.L).

Studi pertama yang dilakukan oleh negara Uni Eropa, telah menunjukkan dampak nyata kampanye vaksinasi.

Baca penjelasan selengkapnya di sini:

Setelah Vaksinasi Kematian Covid-19 Turun Drastis di Italia, Studi Jelaskan

4. Efek Covid-19 pada otak

Ilustrasi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Peneliti kembali buktikan efek virus corona pada otak yang dapat menyebabkan efek kognitif, kabut otak hingga kelelahan.(SHUTTERSTOCK/creativeneko)KOMPAS.com/MUHAMMAD NAUFAL Ilustrasi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Peneliti kembali buktikan efek virus corona pada otak yang dapat menyebabkan efek kognitif, kabut otak hingga kelelahan.(SHUTTERSTOCK/creativeneko)

Studi baru menunjukkan efek pada otak pasien Covid-19, yang mana menyebabkan penurunan volume grey matter atau materi abu-abu pada organ ini.

Efek Covid-19 ini terutama terjadi pada pasien Covid-19 yang menerima terapi oksigen atau mengalami demam saat terinfeksi penyakit tersebut.

Seperti dilansir dari Medical Xpress, Senin (17/5/2021), dalam studi ini, peneliti di Georgia State University dan Georgia Institute of Technology, Amerika Serikat, menemukan volume materi abu-abu (grey matter) yang berada di jaringan frontal-temporal otak, lebih rendah.

Grey matter adalah komponen utama dari sistem saraf pusat, yang berperan penting dalam memproses informasi ke otak.

Jaringan ini lah yang mengarahkan rangsangan sensorik (motorik) ke sel saraf di sistem saraf pusat, di mana sinapsis menginduksi respons terhadap rangsangan yang diterimanya.

Baca selengkapnnya di sini:

Efek Covid-19 pada Otak, Volume Materi Abu-abu Menurun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com