Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Mitos Gerhana Bulan dari Seluruh Dunia, Sering Dianggap Buruk

Kompas.com - 17/05/2021, 19:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.comGerhana Bulan merupakan fenomena langit yang terjadi ketika Bulan melewati bayangan Bumi.

Saat itu terjadi, bayangan Bumi akan menutupi seluruh permukaan Bulan yang mengakibatkan gerhana total atau hanya sebagian permukaannya.

EC Krupp, Direktur Observatorium Griffith di Los Angeles, California, mengatakan bahwa banyak budaya kuno yang melihat gerhana Bulan dan Matahari sebagai tantangan terhadap tatanan normal.

Mitos yang beredar pun banyak yang menganggap bahwa gerhana Bulan adalah fenomena yang menakutkan.

Dilansir dari National Geographic, 15 April 2014, berikut adalah beberapa mitos gerhana Bulan dari seluruh dunia.

1. Suku Inca

David Dearborn, peneliti di Lawrence Livermore National Laboratory di California, mengatakan bahwa Suku Inca melihat gerhana Bulan sebagai sesuatu yang buruk.

Baca juga: Gerhana Bulan Total, Sebagian, dan Penumbra, Apa Bedanya?

Salah satu mitosnya adalah gerhana Bulan terjadi ketika seekor jaguar menyerang dan memakan Bulan.

Serangan jaguar tersebut mengakibatka warna merah darah yang tampak ketika gerhana Bulan total terjadi.

Suku Inca takut jaguar akan menyerang dan memakan manusia di Bumi setelah melahap Bulan.

Untuk mencegahnya, Suku Inca berusaha mengusir jaguar dengan mengibaskan tombak ke Bulan, membuat suara gaduh, dan memukuli anjing mereka agar menggonggong.

2. Bangsa Mesopotamia

Orang Mesopotamia kuno juga melihat gerhana bulan sebagai petanda buruk, sebagaimana yang diungkapkan oleh Krupp.

Baca juga: Apa Bedanya Gerhana Bulan dan Gerhana Matahari?

Bangsa Mesopotamia percaya adanya hubungan antara kejadian di langit dan di Bumi. Dalam budaya mereka, raja mewakili tanah sehingga gerhana Bulan dianggapnya sebagai serangan terhadap raja.

Ketika gerhana Bulan terjadi, mereka akan memilih raja pengganti yang dimaksudkan untuk menanggung serangan apapun.

Krupp mengatakan, selama periode gerhana, raja yang sebenarnya akan menyamar sebagai warga biasa dan orang yang terpilih menjadi raja pengganti akan diperlakukan bak raja sunggguhan.

3. Suku Hupa

Suku Hupa percaya bahwa Bulan memiliki 20 istri dan banyak hewan peliharaan, kata Krupp.

Sebagian besar hewan peliharaan Bulan adalah ular dan singa gunung. Ketika Bulan tidak memberi cukup makan untuk mereka, mereka akan menyerang dan membuat Bulan berdarah.

Gerhana Bulan baru akan berakhir ketika istrinya datang untuk menyelamatkan Bulan, jelas Krupp.

Baca juga: Bagaimana Proses Terjadinya Gerhana Bulan?

Sementara itu, Suku Luiseño di California Selatan meyakini gerhana Bulan adalah petanda bahwa Bulan sedang sakit.

Para anggota Suku Luiseño pun akan bernyanyi atau melantunkan doa agar Bulan kembali sehat.

4. Masyarakan Togo

Jarita Holbrook, astronom budaya di Universitas Western Cape, Afrika Selatan, mengatakan bahwa tidak semua budaya memandang gerhana sebagai hal yang buruk.

Orang Batammaliba di Togo dan Benin, Afrika, meyakini bahwa gerhana Bulan terjadi ketika Matahari dan Bulan bertempur.

“Mereka melihatnya sebagai waktu untuk bersatu dan menyelesaikan perselisihan dan kemarahan lama,” ujar Holbrook.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com