Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Pertanyaan Covid-19 India: Seperti Apa Varian Barunya hingga Vaksin?

Kompas.com - 29/04/2021, 10:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Varian virus corona yang diidentifikasi di India sedang diteliti oleh para ilmuwan di seluruh dunia.

Kendati demikian, belum diketahui berapa luas penyebaran varian itu dan belum diketahui apakah varian itu juga yang menyebabkan gelombang kedua Covid-19 di India sendiri yang memakan banyak korban.

Wartawan BBC untuk India, Soutik Biswas, menyusun sejumlah poin penting tentang varian ini.

Baca juga: Varian Covid-19 India Masuk Indonesia, Kenapa Epidemiolog Khawatir?

1. Seperti apa varian India?

Virus bermutasi setiap saat sehingga menghasilkan versi baru atau varian virus baru.

Mayoritas mutasi yang ada tidaklah penting, bahkan beberapa mutasi justru membuat virus lebih lemah. Namun, beberapa mutasi bisa lebih mudah menular dan lebih sulit dilawan dengan vaksinasi.

Varian yang nama resminya B.1.617 ini pertama kali dideteksi di India pada Oktober 2020.

2. Berapa luas penyebaran varian India?

Uji sampel Covid-19 tidak cukup luas di India guna mengetahui cakupan penyebaran atau kecepatan penyebarannya.

Virus versi India telah dideteksi pada 220 dari 361 sampel yang diambil antara Januari hingga Maret di Negara Bagian Maharashtra di wilayah barat.

Sementara itu, varian ini juga telah ditemukan di setidaknya 21 negara, menurut tGISAID global database.

Di antara negara yang telah melaporkan deteksi varian India adalah Indonesia, Singapura dan Inggris.

Dalam kasus di Inggris, varian India tampaknya masuk melalui pelancong internasional. Sejak tanggal 22 Februari telah diidentifikasi 103 kasus.

3. Apakah lebih mudah menular atau lebih berbahaya?

Seorang pasien memakai masker oksigen dibawa ke rumah sakit Covid-19 untuk dirawat di tengah penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di Ahmedabad, India, Senin (26/4/2021). India dihantam kengerian dengan lonjakan kasus Covid-19 mencetak rekor tertinggi dunia melampaui 17 juta kasus.REUTERS/AMIT DAVE Seorang pasien memakai masker oksigen dibawa ke rumah sakit Covid-19 untuk dirawat di tengah penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di Ahmedabad, India, Senin (26/4/2021). India dihantam kengerian dengan lonjakan kasus Covid-19 mencetak rekor tertinggi dunia melampaui 17 juta kasus.

Para ilmuwan belum bisa memastikan apakah varian ini lebih mudah menular atau tidak efektif dilawan dengan vaksin.

Dr Jeremy Kamil, seorang virolog di Louisiana State University, Amerika Serikat, mengatakan salah satu mutasinya mirip dengan mutasi yang terjadi pada varian yang diidentifikasi di Afrika Selatan dan Brasil.

Dan mutasi ini mungkin membantu virus menghindari antibodi di dalam sistem kekebalan tubuh yang dapat melawan virus corona berdasarkan pengalaman penularan sebelumnya atau vaksinasi.

Tetapi yang tampak lebih mengkhawatirkan pada saat ini adalah varian yang diidentifikasi di Inggris. Varian tersebut telah menyebar ke lebih dari 50 negara.

"Saya meragukan varian India lebih mudah menular dibanding varian Inggris- dan kita semestinya tidak panik," kata dr Kamil.

4. Mengapa informasi varian India belum banyak diketahui?

Menurut para ilmuwan, mayoritas data tentang varian baru belum lengkap.

Hanya ada sedikit sampel yang dibagikan - 298 sampel di India dan 656 di seluruh dunia. Ini jauh berbeda dengan lebih dari 384.000 sekuens dari varian Inggris.

Dan sesudah dilaporkan pertama kali di India, ditemukan kurang dari 400 kasus dari varian tersebut di seluruh dunia, masih menurut dr Kamil.

5. Apakah varian ini mendorong gelombang kedua di India?

Namun, gelombang kasus di India ini mungkin disebabkan oleh kerumunan massa, protokol kesehatan yang lemah, misalnya penggunaan masker dan jaga jarak.

Dr Jeffrey Barrett, dari Wellcome Sanger Institute, mengatakan mungkin saja terjadi sebab dan akibat dalam varian baru, tetapi sejauh ini belum cukup bukti.

Ia menggarisbawahi bahwa varian India sudah ada sejak akhir tahun lalu: "Jika ini menyebabkan gelombang di India, varian ini memerlukan beberapa bulan untuk sampai pada skala seperti sekarang yang menunjukkan varian ini mungkin tak mudah menular dibanding varian Kent B117."

6. Apakah vaksin efektif?

Ilustrasi vaksin AstraZeneca, vaksin Covid-19 Inggris diproduksi di India. India lakukan embargo vaksin AstraZeneca menyusul lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut.SHUTTERSTOCK/Elzbieta Krzysztof Ilustrasi vaksin AstraZeneca, vaksin Covid-19 Inggris diproduksi di India. India lakukan embargo vaksin AstraZeneca menyusul lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut.

Para ilmuwan yakin vaksin yang ada akan membantu mengendalikan varian dalam mencegah sakit parah.

Tak bisa dielakkan, beberapa varian akan tak mempan dilawan dengan vaksin yang ada sekarang. Oleh karena itu, diperlukan perubahan desain vaksin agar lebih efektif.

Kendati demikian, vaksinasi yang tersedia sekarang kemungkinan besar akan memperlambat penyebaran penyakit.

"Bagi sebagian orang, vaksin-vaksin itu dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit atau hanya menyebabkan sakit ringan dan tanpanya bisa berakhir di rumah sakit dengan risiko kematian," jelas dr Kamil.

"Silakan terima vaksin pertama yang ditawarkan. Jangan membuat kesalahan dengan bersikap ragu-ragu dan menunggu vaksin yang ideal," pungkasnya.

Baca juga: Covid-19 di India, Pentingnya Perkuat Surveillance Genomic untuk Awasi Mutasi Virus Corona

India mencatat sekitar 200.000 kasus Covid harian sejak tanggal 15 April - jauh melebihi jumlah kasus pada puncaknya tahun lalu, yakni 93.000 kasus per hari.

Angka kematian juga terus meningkat.

"Total penduduk India yang besar dan kepadatannya menjadi inkubator sempurna bagi virus untuk bereksperimen dengan mutasi," jelas Ravi Gupta, seorang guru besar mikrobiologi klinis di University of Cambridge, Inggris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com