KOMPAS.com - Varian virus corona yang diidentifikasi di India sedang diteliti oleh para ilmuwan di seluruh dunia.
Kendati demikian, belum diketahui berapa luas penyebaran varian itu dan belum diketahui apakah varian itu juga yang menyebabkan gelombang kedua Covid-19 di India sendiri yang memakan banyak korban.
Wartawan BBC untuk India, Soutik Biswas, menyusun sejumlah poin penting tentang varian ini.
Baca juga: Varian Covid-19 India Masuk Indonesia, Kenapa Epidemiolog Khawatir?
Virus bermutasi setiap saat sehingga menghasilkan versi baru atau varian virus baru.
Mayoritas mutasi yang ada tidaklah penting, bahkan beberapa mutasi justru membuat virus lebih lemah. Namun, beberapa mutasi bisa lebih mudah menular dan lebih sulit dilawan dengan vaksinasi.
Varian yang nama resminya B.1.617 ini pertama kali dideteksi di India pada Oktober 2020.
Uji sampel Covid-19 tidak cukup luas di India guna mengetahui cakupan penyebaran atau kecepatan penyebarannya.
Virus versi India telah dideteksi pada 220 dari 361 sampel yang diambil antara Januari hingga Maret di Negara Bagian Maharashtra di wilayah barat.
Sementara itu, varian ini juga telah ditemukan di setidaknya 21 negara, menurut tGISAID global database.
Di antara negara yang telah melaporkan deteksi varian India adalah Indonesia, Singapura dan Inggris.
Dalam kasus di Inggris, varian India tampaknya masuk melalui pelancong internasional. Sejak tanggal 22 Februari telah diidentifikasi 103 kasus.
Para ilmuwan belum bisa memastikan apakah varian ini lebih mudah menular atau tidak efektif dilawan dengan vaksin.
Dr Jeremy Kamil, seorang virolog di Louisiana State University, Amerika Serikat, mengatakan salah satu mutasinya mirip dengan mutasi yang terjadi pada varian yang diidentifikasi di Afrika Selatan dan Brasil.
Dan mutasi ini mungkin membantu virus menghindari antibodi di dalam sistem kekebalan tubuh yang dapat melawan virus corona berdasarkan pengalaman penularan sebelumnya atau vaksinasi.