Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 di India, Pentingnya Perkuat Surveillance Genomic untuk Awasi Mutasi Virus Corona

Kompas.com - 28/04/2021, 12:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com- Mutasi virus corona semakin merajalela, dengan ditemukannya berbagai varian baru virus SARS-CoV-2. Ahli ingatkan pentingnya untuk memperkuat surveillance genomic untuk awasi mutasi virus corona.

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengapresiasi para peneliti yang berhasil mengidentifikasi dengan cepat masuknya varian virus corona asal India beberapa waktu lalu.

Seperti dilaporkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dilaporkan ada 10 orang Indonesia yang terinfeksi Covid-19 dari India, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (26/4/2021).

Hal itu menyusul lonjakan kasus Covid-19 di India yang meroket tajam.

Ledakan kasus Covid-19 di negara berpenduduk lebih dari 1,4 miliar jiwa itu, salah satunya dipicu oleh adanya mutasi ganda virus corona.

Baca juga: Varian Covid-19 India Masuk Indonesia, Apa yang Harus Dilakukan?

 

Sebelumnya, Dicky mengungkapkan bahwa potensi masuknya varian baru virus corona dari negara lain ke Indonesia sangatlah besar.

"Karena Indonesia bukan negara yang menerapkan sistem pembatasan (masuk) WNA (warga negara asing) yang ketat. Tidak seperti Australia yang malah menutup pintu masuk bagi WNA," kata Dicky.

Kendati akses WNA masuk ke Indonesia mulai diperketat, terlebih sejak kasus Covid-19 di India melonjak tajam dengan lebih dari 300.000 kasus harian, namun pengetatan pintu masuk WNA masih relatif longgar.

Masuknya varian virus corona India ke Indonesia, artinya perlu adanya pengawasan ketat terhadap potensi-potensi masuknya varian lainnya.

Baca juga: 10 Orang Indonesia Terinfeksi Varian Covid-19 India, Ini 5 Fakta Mutasi Ganda

 

Kendati demikian, Dicky menegaskan bahwa apapun varian virus corona yang muncul saat ini, mutasi virus apa pun itu, strategi respons terhadap pandemi ini seharusnya tetap tidak berubah.

Dicky menyarankan beberapa langkah yang seharusnya tetap dilakukan setelah varian Covid-19 India terdeteksi masuk ke Indonesia.

Deteksi dini kasus Covid-19 masih menjadi tindakan utama yang mesti dilakukan, di antaranya dengan menerapkan 3T (Test, Tracing, Treatment).

Namun, Dicky menilai bahwa langkah ini masih belum ada peningkatan yang signifikan, terutama sejak ada varian B.1.617 yakni varian virus India, yang disebut memicu lonjakan kasus Covid-19 di negara tersebut.'

Baca juga: Angka Kasus Sempat Turun, Mengapa Tsunami Covid-19 Bisa Terjadi di India?

Seorang pasien memakai masker oksigen dibawa ke rumah sakit Covid-19 untuk dirawat di tengah penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di Ahmedabad, India, Senin (26/4/2021). India dihantam kengerian dengan lonjakan kasus Covid-19 mencetak rekor tertinggi dunia melampaui 17 juta kasus.REUTERS/AMIT DAVE Seorang pasien memakai masker oksigen dibawa ke rumah sakit Covid-19 untuk dirawat di tengah penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di Ahmedabad, India, Senin (26/4/2021). India dihantam kengerian dengan lonjakan kasus Covid-19 mencetak rekor tertinggi dunia melampaui 17 juta kasus.

Dicky menambahkan saat ini, Indonesia berada pada situasi yang rawan. Agar Indonesia tidak mengalami hal yang dihadapi India, Dicky mengungkapkan pentingnya setiap daerah meningkatkan kesadaran dalam memperkuat deteksi dini Covid-19.

"Temukan kasus, lacak sebanyak mungkin, lakukan isolasi dan karantina," jelas Dicky.

Selain itu, yang tidak kalah penting adalah penguatan pengawasan genom yang artinya pelacakan mutasi virus corona baru harus diperkuat.

Tujuannya, untuk dapat mendeteksi dengan cepat potensi masuknya atau munculnya strain-strain baru virus yang bermutasi.

Upaya yang telah dilakukan tim surveillance genomic, Kementerian Kesehatan dalam mengidentifikasi virus Covid-19 India, meski di tengah keterbatasan yang ada, perlu diapresiasi.

Baca juga: Picu Lonjakan Kasus India, Varian Mutasi Ganda Ada di 10 Negara Lain

 

"Oleh sebab itu, dari kondisi saat ini, surveillance genomic juga harus meningkat secara signifikan," ungkap Dicky.

Tim Genomic Surveillance Kemenkes, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (7/1/2021) lalu dibentuk untuk meneliti virus penyebab Covid-19 dan mutasi virus corona tersebut di Indonesia.

Di tengah situasi Covid-19 yang terus menunjukkan berbagai mutasi virus, Dicky menegaskan bahwa penguatan suveillance genomic ini harus diupayakan secara maksimal.

"Perang melawan pandemi Covid-19 ini belum selesai, jadi kita harus upayakan semaksimal mungkin penguatan surveillance genomic ini," jelas Dicky.

Baca juga: Varian Baru Covid-19, Mutasi Ganda Virus Corona Ditemukan di India

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com