Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan Filler untuk Rekonstruksi Wajah sampai Kecantikan

Kompas.com - 18/03/2021, 10:02 WIB
Dea Syifa Ananda,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber MDedge

Namun, komplikasi dapat terjadi dan dapat terjadi bertahun-tahun setelah pengobatan awal. 

Efek samping seperti pembengkakan, eritema, dan nodul dapat terjadi dan dalam kasus yang jarang terjadi granuloma benda asing dapat berkembang dan mungkin sulit untuk dihilangkan.

Semua jenis filler kecuali lemak autologous adalah benda asing dan oleh karena itu dapat menyebabkan reaksi granulomatosa mulai dari yang umum. Misalnya, penggunaan dengan bahan parafin hingga jarang pada bahan asam hialuronat juga terjadi.

Efek samping klinis dari reaksi ini bervariasi, mulai dari nodul tunggal hingga multipel di tempat suntikan hingga difus, pembengkakan keras pada wajah disertai dengan kemerahan kulit.

Baca juga: Usai Perawatan, Wajah Jessica Iskandar Ruam Merah, Kenapa Bisa Begitu?

 

Karena peningkatan keinginan akan penampilan awet muda di kalangan usia tua meningkat, industri farmasi telah merespons dengan meningkatkan jumlah pilihan pengobatan yang tersedia untuk memenuhi permintaan pasien kosmetik.

Filler pun menjadi salah satu subpopulasi yang tumbuh paling cepat di bidang dermatologi.

Bahan filler yang ideal adalah yang non-allergenic, non-carcinogenic, dan non-teratogenic. Bahan-bahan ini harus stabil, terjangkau, dapat ditempa, reversibel, serta tahan lama dengan hasil yang dapat direproduksi.

Efek samping filler yang dihasilkan juga harus meminimalisir peradangan, migrasi, dan perubahan yang dapat dideteksi.

Filler yang ideal juga harus memiliki hasil yang dapat diprediksi dan konsisten, terasa alami, tidak instan, memerlukan sedikit persiapan, tidak menyebabkan pasien meninggal, dan memiliki risiko komplikasi yang rendah.

Baca juga: Menjanjikan, “Bedah Molekuler” Bisa Ubah Bentuk Wajah Tanpa Sayatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com