Implikasi A non-communicable disease (NCD)
NCD sering disebut sebagai penyakit katastropik, karena pengobatannya yang terus-menerus (seumur hidup) dan tentunya biaya pengobatannya tidak jarang sangat mahal. Hal ini memberikan beberapa implikasi bagi individu maupun nasional.
Pertama, NCD berdampak secara langsung bagi penurunan produktivitas individu, baik penurunan jam kerja maupun kemampuan fisik. Akibatnya, aktivitas bekerja tidak dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya.
Kedua, seseorang yang terkena NCD biasanya memerlukan perawatan jangka panjang. Implikasi dari hal ini tentunya biaya yang cukup besar harus disiapkan.
Selain itu, individu dengan NCD akan memiliki keterbatasan dalam beraktivitas karena harus fokus pada perawatan kesehatannya.
Baca juga: Asma, Penyakit Tidak Menular yang Paling Banyak Diidap Orang Indonesia
Ketiga, seiring dengan adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), penyakit tidak menular katastropik akan menjadi beban finansial bagi badan penyelenggara JKN.
Pandemi Covid-19 yang terjadi tidak serta-merta menghilangkan tanggung jawab BPJS-Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Sayangnya, pandemi secara signifikan menurunkan angka kunjungan ke fasilitas kesehatan (faskes).
Apabila tidak sangat mendesak tentu mereka dengan NCD (dikenal memiliki faktor komorbid) diharapkan tidak ke faskes.
Pasalnya, faskes saat ini fokus pada penanganan pasien dengan covid-19, sehingga sangat memungkinkan pasien nonCovid-19 terinfeksi ketika berada di faskes.
Tidak hanya Covid-19 yang menurunkan produktivitas sebuah bangsa, karena banyaknya para ahli khususnya di bidang kesehatan yang wafat, penyakit tidak menular pun juga berkontribusi yang sama.
Kehilangan waktu akibat berobat, perawatan, maupun biaya kesehatan yang dikeluarkan (baik oleh BPJS-Kesehatan maupun biaya pribadi), tentu hal ini yang harus ditanggung oleh individu dan negara. Akibatnya, bisa berdampak pada penurunan daya saing bangsa.
Baca juga: Ahli: Pasien Hipertensi Harus Terus Minum Obat Selama Pandemi Covid-19