Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Hanya 5 Provinsi yang Bisa Selesai Vaksinasi Covid-19 dalam Setahun

Kompas.com - 26/02/2021, 19:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Membandingkan kebutuhan dan ketersediaan vaksinator

Perhitungan di atas menggambarkan bahwa jumlah vaksinator seharusnya didasarkan kepada populasi setiap provinsi.

Misalnya, jika vaksinasi harus mencapai 70% dari 48 juta penduduk Jawa Barat, maka akan diperlukan 70% x 48 juta x 2 suntikan = 67,2 juta suntikan.

Kalau kita asumsikan setiap vaksinator menyuntik 30 orang per hari, maka Jawa Barat memerlukan sekitar 8.700 vaksinator untuk menyelesaikan vaksinasi dalam 260 hari kerja atau satu tahun. Dengan cara yang sama kebutuhan vaksinator semua provinsi bisa dihitung.

Jawa Timur, misalnya, perlu 7.300 vaksinator untuk menjangkau 70% populasinya dalam setahun. Banten memerlukan 2.200, Jawa Tengah 6.600, DI Yogyakarta 660, dan DKI Jakarta 1.900 vaksinator. Semakin padat populasinya, semakin besar kebutuhan vaksinatornya.

Pertanyaannya sekarang: apakah jumlah vaksinator yang ada sudah cukup untuk mengejar target?

Data vaksinator per provinsi masih sangat terbatas. Namun, Kementerian Kesehatan mempublikasikan data sumber daya kesehatan per provinsi yang bisa dijadikan dasar estimasi sebaran vaksinator. Data ini menunjukkan jumlah tenaga kesehatan (nakes) yang mencakup dokter, perawat, bidan, apoteker, sampai pengelola program kesehatan.

Baca juga: Indonesia Masuki Tahap Kedua Vaksinasi Covid-19, Ini Syarat Penerima Vaksin

Menurut data ini, Jawa Barat memiliki 127.695 nakes. Total nakes di Indonesia sekitar 1,2 juta, artinya di Jawa Barat ada sekitar 10% dari total nakes se-Indonesia. Vaksinator adalah sub-komponen dari nakes, jadi kemungkinan besar persentasenya mirip dengan persentase nakes keseluruhan.

Jadi jika ada 30.000 vaksinator di Indonesia, maka diperkirakan sepersepuluhnya atau 3.000 vaksinator berdomisili di Jawa Barat.

Jadi, untuk memperkirakan jumlah vaksinator yang sudah ada, tinggal mengalikan persentase nakes setiap provinsi dengan 30.000. Dengan metode ini, maka estimasi ketersediaan vaksinator di Jawa Timur adalah sekitar 4.000, Banten 840, Jawa Tengah 3.800, DI Yogyakarta 710, dan DKI Jakarta 2.400. Ini daerah-daerah yang populasinya terpadat di Indonesia.

Estimasi ini mungkin tidak sepenuhnya sesuai dengan kenyataan tapi setidaknya bisa memberikan gambaran celah kebutuhan dan ketersediaan vaksinator.

Misalnya saja, Gubernur Jawa Timur mengklaim provinsinya ada 11.300 vaksinator, sedangkan Dinas Kesehatan Jakarta menyatakan bahwa ada 1.500 vaksinator di Ibu Kota. Perbedaan data ini bisa mendikte laju vaksinasi seperti dibahas pada bagian selanjutnya.

Perencanaan dan kerja sama kunci keberhasilan vaksinasi

Kita bisa memperkirakan lama vaksinasi per provinsi dengan melihat estimasi kebutuhan vaksinator dan ketersediaannya. Jika jumlah vaksinator sesuai dengan estimasi tersebut dan tidak meningkat dalam waktu cepat, hanya lima provinsi yang mampu menyelesaikan vaksinasinya kurang dari setahun.

Andree Surianta | The Conversation Perkiraan lima daerah tercepat dan terlambat dalam mencapai target program vaksinasi COVID-19 berdasarkan estimasi jumlah vaksinator.

Dari gambar di atas, imunisasi di Jakarta akan selesai tercepat dengan waktu sekitar 9 bulan, sedangkan provinsi paling banyak penduduk, Jawa Barat, akan selesai terakhir setelah 34 bulan. Waktu penyelesaian di provinsi lain di Pulau Jawa pun cukup beragam.

Jawa Timur, misalnya, baru akan selesai setelah 22 bulan. Banten perlu 31 bulan, Jawa Tengah 21 bulan, dan DI Yogyakarta 11 bulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com