Jenis seismograf ini adalah Benioff Short Period 3 Komponen dan Sprengneter Long Period 3 Komponen.
Daryono menambahkan selain untuk memonitor gempa bumi di wilayah Indonesia, seismograf ini juga memonitor aktivitas Sesar Lembang.
"Sayangnya, saat itu penentuan parameter untuk gempa-gempa kecil di Lembang masih menggunakan metode 1 komponen, sehingga hasil penentuan lokasi episenternya kurang akurat," jelas Daryono.
Kendati demikian, monitoring atau pemantauan terhadap aktivitas kegempaan di Sesar Lembang sudah semakin membaik sejak tahun 2009.
Baca juga: BMKG: Erupsi Tangkuban Parahu Tak Akan Picu Aktivitas Sesar Lembang
Hingga saat ini, pemantauan kegempaan di kawasan sesar aktif gempa tersebut masih terus dilakukan.
Terlebih, sejak BMKG kembali menambah 16 sensor seismik periode pendek (short period seismograph) secara lebih rapat.
Pemasangan tersebut, menurut Daryono dilakukan untuk melengkapi 19 seismograf broadband yang sudah terpasang sebelumnya di Jawa Barat dan Banten.
Daryono kembali menegaskan bahwa informasi terkait adanya gempa dahsyat yang dipicu aktivitas Sesar Lembang di tahun 2021 adalah berita tidak benar.
"Itu hoaks, karena kapan gempa itu (akibat Sesar Lembang) akan muncul belum dapat diprediksi. Kapan tidak ada yang tahu, kalau ada yang ramal atau prediksi, maka dia bohong," jelas Daryono.
Baca juga: Gempa Hari Ini: M 3,3 Guncang Sukabumi, Cianjur, Dipicu Sesar Aktif
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.