Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO: Tak Ada Bukti 33 Lansia di Norwegia Tewas akibat Vaksin Covid-19

Kompas.com - 26/01/2021, 16:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Bloomberg,WHO

KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu ada pemberitaan 33 orang lanjut usia (lansia) di Norwegia meninggal dunia. Kebetulan, mereka meninggal usai menerima vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech.

Berkaitan dengan hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) angkat bicara.

WHO menegaskan, hingga saat ini tidak ada bukti bahwa penyebab kematian adalah vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech.

Dalam rilis WHO yang terbit Jumat (22/1/2021), subkomite keamanan vaksin Covid-19 GACVS bertemu secara virtual pada Selasa (19/1/2021) untuk meninjau informasi dan data yang tersedia tentang kematian lansia usai menerima vaksin Covid-19 mRNA buatan Pfizer BioNTech, BNT162b2.

Baca juga: Menyanggah Kebijakan Prioritas Vaksin Covid-19 untuk Umur 18-59 Tahun

Para ahli yang diundang dalam acara tersebut, dari European Medicines Agency (EMA) dan Uppsala Monitoring Center (UMC), memberi gambaran umum tentang kematian yang dilaporkan di Eropa dan database global WHO (VigiBase) setelah vaksinasi BNT162b2.

Berdasarkan tinjauan ilmiah yang cermat terhadap informasi tersebut, subkomite memiliki beberapa kesimpulan.

Salah satunya, tidak ada bukti bahwa kematian tak terduga pada lansia merupakan efek samping setelah pemberian vaksin BNT162b2.

"Laporan itu sejalan dengan tingkat kematian, peyebab kematian pada masing-masing individu lansia, dan informasi yang tersedia. Data-data tersebut tidak mengkonfirmasi peran vaksin dalam kejadian fatal yang dilaporkan (kematian pada lansia)," tulis WHO dalam siaran persnya.

Mengingat hal ini, WHO menganggap bahwa keseimbangan manfaat-risiko vaksin BNT162b2 tetap menguntungkan pada lansia.

Oleh sebab itu, hingga saat ini tidak ada revisi apa pun terhadap rekomendasi WHO seputar keamanan vaksin Covid-19 tersebut.

Diberitakan sebelumnya, dari 33 orang berusia di atas 75 tahun yang meninggal setelah menerima vaksin Covid-19 sudah memiliki penyakit bawaan (komorbid) yang serius.

"Kami tidak bisa mengatakan bahwa orang meninggal karena vaksin," kata direktur medis Norwegian Medicines Agency (NOMA), Steinar Madse seperti dilaporkan Bloomberg.

 

Setelah melalui pemeriksaan independen, badan pengawas obat-obatan Australia meloloskan vaksin buatan Pfizer-BioNtech untuk penggunaan darurat mulai akhir Februari 2021.AP/MIKE MORONES via ABC INDONESIA Setelah melalui pemeriksaan independen, badan pengawas obat-obatan Australia meloloskan vaksin buatan Pfizer-BioNtech untuk penggunaan darurat mulai akhir Februari 2021.

"Kita dapat mengatakan itu mungkin kebetulan. Sulit untuk membuktikan vaksin adalah penyebab langsung," sambung dia.

Laporan awal menyebutkan, kematian terjadi beberapa hari setelah para lansia menerima vaksin Pfizer.

Semua korban jiwa merupakan penghuni panti jompo dan berpotensi rentan terhadap efek samping dari vaksinasi.

Negara Skandinavia itu baru menggunakan vaksin Pfizer sebelum menggunakan vaksin produksi perusahaan farmasi lainnya, Moderna, pada Jumat lalu.

Lebih dari 42.000 orang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin di negara itu, dengan memprioritaskan populasi yang paling rentan.

Madsen menekankan, bahwa jauh lebih berisiko untuk memilih tidak mendapatkan vaksin Covid-19.

"Jelas, Covid-19 jauh lebih berbahaya bagi sebagian besar pasien daripada vaksinasi. Kami sangat khawatir," imbuhnya.

Baca juga: Peneliti Oxford Bersiap Rancang Vaksin Covid-19 Khusus Varian Baru

WHO mengimbau agar negara-negara wajib memantau keamanan vaksin, dan mempromosikan perawatan setelah imunisasi sesuai dengan praktik imunisasi yang baik untuk setiap vaksin.

Komite merekomendasikan bahwa data dugaan kejadian buruk harus dikumpulkan dan ditinjau terus menerus - secara nasional, regional, dan global - saat vaksin Covid-19 diluncurkan di seluruh dunia.

"Sub-komite GACVS akan terus memantau data keamanan dari vaksin ini dan memperbarui saran apa pun yang diperlukan," tulis WHO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com