Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: Mutasi Tak Membuat Virus Corona Menyebar Lebih Cepat

Kompas.com - 26/11/2020, 07:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Reuters

 

KOMPAS.com - Virus corona SARS-CoV-2, penyebab pandemi Covid-19, telah bermutasi dan menyebar ke seluruh dunia.

Menurut para ilmuwan pada Rabu (25/11/2020), sejauh ini tidak ada mutasi yang dapat membuat virus corona SARS-CoV-2 menyebar lebih cepat.

Studi tersebut menganalisis kumpulan data global genom virus dari 46.723 orang yang terinfeksi Covid-19 dari 99 negara.

Dari jumlah tersebut, para peneliti mengidentifikasi ada lebih dari 12.700 mutasi atau perubahan virus corona SARS-CoV-2.

Baca juga: Studi Baru Tunjukkan Kapan Virus Corona Covid-19 Paling Menular

"Untungnya, penelitian kami menemukan bahwa tidak ada satu pun dari mutasi tersebut yang membuat Covid-19 menyebar lebih cepat," kata Lucy van Dorp, profesor di University College London's Genetics Institute yang menjadi salah satu peneliti utama studi tersebut.

"Tapi kita harus tetap waspada dan harus terus memantau perkembangan mutasi virus yang baru, terutama saat vaksin dilunsurkan," imbuhnya seperti dilansir Reuters, Rabu (25/11/2020).

Virus diketahui dapat bermutasi setiap saat, dan beberapa virus flu lebih sering berubah dibanding yang lain.

Apakah berdampak pada vaksin?

Sebagian besar mutasi virus bersifat netral. Namun ada juga yang berubah sifatnya menjadi menguntungkan atau merugikan virus, dan beberapa dapat membuat vaksin menjadi kurang efektif.

Ketika virus bermutasi seperti ini, vaksin untuk melawannya harus disesuaikan secara teratur untuk memastikan tetap efektif dan aman.

Vaksin pertama yang menunjukkan kemanjuran melawan Covid-19 mungkin akan mendapat persetujuan dan bisa mulai digunakan secara luas pada akhir tahun 2020.

Francois Balloux, seorang profesor UCL yang juga mengerjakan penelitian tersebut, mengatakan bahwa temuannya untuk saat ini tidak menimbulkan ancaman bagi kemanjuran vaksin Covid-19.

Namun dia memperingatkan, pengenalan vaksin dalam waktu dekat dapat memberikan tekanan selektif baru pada virus untuk bermutasi dan mencoba menghindari sistem kekebalan manusia.

"Virus mungkin saja akan bermutasi agar bisa "melarikan diri" dari vaksin, tetapi kami yakin kami akan dapat menandainya segera. Sehingga masih memungkinkan dilakukan pembaruan vaksin tepat waktu jika diperlukan," kata Balloux.

Baca juga: Mutasi Virus Corona D614G Lebih Menular, tetapi Mudah Dimatikan Vaksin

Studi tentang mutasi virus corona ini adalah temuan awal yang mulanya dipublikasikan pada Mei sebagai laporan pre-print sebelum ditinjau oleh ilmuwan lain. Studi ini kemudian resmi diterbitkan di jurnal Nature Communications, kemarin Rabu (25/11/2020).

Tim peneliti dari UCL Inggris dan Universitas Oxford, serta dari Cirad dan Université de la Réunion Prancis, menganalisis genom virus dari 46.723 orang dengan Covid-19 dari 99 negara. Data ini dikumpulkan dari awal adanya penyebaran Covid-19 hingga akhir Juli 2020.

Di antara lebih dari 12.706 mutasi yang diidentifikasi, sekitar 398 virus tampaknya telah terjadi berulang kali dan secara independen.

Dari jumlah tersebut, para ilmuwan berfokus pada 185 mutasi yang mereka temukan telah terjadi setidaknya tiga kali secara independen selama pandemi.

Para peneliti tidak menemukan bukti bahwa mutasi virus dapat meningkatkan penularan virus. Sebaliknya, mutasi yang paling umum bersifat netral.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com