Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Covid-19 Moderna dan Pfizer-BioNtech, Mana Lebih Unggul?

Kompas.com - 18/11/2020, 09:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

 

Artinya untuk transportasi dari pabrik dan penyimpanannya di pusat vaksinasi atau rumah sakit, vaksin BioNTech memerlukan lemari pendingin khusus. Diakui semua pihak, ini merupakan tantangan logistik raksasa, terutama untuk negara berkembang.

3. Sampel uji coba

Perbandingan menarik lainnya adalah besaran sampel uji coba dari kedua perusahaan, yang berlomba menaklukkan pandemi corona yang sudah menelan korban tewas lebih dari 1,3 juta dan nyaris melumpuhkan ekonomi dunia.

BioNTech melaporkan, pihaknya menguji coba lebih dari 43.500 responden dengan kandidat vaksin mereka dengan efektivitas 90 persen.

Sementara itu, Moderna melaporkan menguji coba pada 30.000 responden, tetapi hanya 95 sampel yang diumumkan sementara, dengan efektivitas 94,5 persen.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Pfizer Harus Disimpan di Suhu Super Dingin, Begini Distribusinya

Ampuh dan aman?

Pertanyaan berikutnya untuk orang awam adalah vaksin mana yang lebih ampuh dan aman?

Perlu diketahui, kedua jenis vaksin tersebut, hingga berita ini dirilis, belum mendapat izin resmi dari lembaga regulasi vaksin dan obat.

Apa yang diklaim kedua perusahaan biofarmasi itu adalah hasil dari uji coba skala besar tahap ketiga kandidat vaksin produk mereka BNT162b2 dan mRNA-1273.

Ilustrasi vaksinasi pada lansiaSHUTTERSTOCK/BaLL LunLa Ilustrasi vaksinasi pada lansia

Namun, sejauh ini kelompok monitoring independen mencatat, tidak ada kekhawatiran masalah keamanan, baik terkait kandidat vaksin buatan BioNTech/Pfizer maupun kandidat vaksin buatan Moderna.

Walau begitu, dilontarkan peringatan bahwa tidak tertutup kemungkinan adanya efek samping setelah penggunaan resmi secara meluas.

Hal itu terutama dengan menimbang proses dan platform teknologi paling anyar yang digunakan, sehingga vaksinnya dikategorikan sebagai keluarga baru obat dan vaksin.

Terlepas dari perbandingan matematis kedua vaksin corona tersebut, warga dunia menyambut baik pengumuman yang memberikan harapan bagi penanggulangan pandemi corona.

Sejauh ini Covid-19 sudah menginfeksi 54 juta orang di seluruh dunia dan membuat ambruk sistem kesehatan di banyak negara.

Namun, juga harus disadari bahwa produksi, transportasi, alokasi, dan vaksinasinya merupakan tantangan besar.

Baca juga: Setelah Pfizer, Vaksin Covid-19 Sputnik V Dinyatakan Efektif 92 Persen

Pasalnya, dibutuhkan dua dosis vaksin per orang untuk membangun sistem kekebalan tubuh.

Sekarang saja sudah terjadi perebutan kuota vaksin, terutama negara maju sudah memesan ratusan juta dosis vaksin pertama.

Oleh karena itu, WHO sudah membuat lembaga khusus agar pembagian kuota merata dan pandemi bisa diperangi serentak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com