Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kutub Utara Menghangat, Perilaku Satwa Liar Mulai Berubah

Kompas.com - 16/11/2020, 20:04 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Kutub Utara memanas dua kali lebih cepat dari tempat lain di Bumi. Dampaknya, satwa-satwa liar yang tinggal di sana pun mulai mengalami perubahan perilaku.

Hewan-hewan seperti karibu, elang emas, beruang grizzly, dan paus diketahui mulai menyesuaikan diri untuk mengatasi efek yang ditimbulkan oleh perubahan iklim itu.

Seperti dikutip dari Smithsonian, Senin (16/11/2020) untuk mempelajari bagaimana perubahan itu, lebih dari 100 ilmuwan dari 17 negara bekerja sama dan mendirikan Arctic Animal Movement Archive (AAMA).

Mereka mengumpulkan data individual hewan menjadi arsip yang sangat besar.

Kumpulan data yang komprehensif ini secara keseluruhan melacak bagaimana 96 spesies berbeda telah berpindah melintasi Arktik selama 28 tahun terakhir.

Baca juga: Pecahkan Rekor, Suhu Siberia Terpanas Sepanjang Sejarah Kutub Utara

 

Data skala besar dan jangka panjang tersebut juga dapat mengungkapkan pola perilaku hewan selama beberapa dekade.

Elie Gurarie, ahli ekologi di University of Maryland bersama rekan-rekannya pun akhirnya menemukan bahwa ada perubahan perilaku pada beberapa hewan.

Ia menyebut kawanan karibu atau spesies rusa kutub, paling utara melahirkan lebih awal dari biasanya.

Secara teori jika bayi-bayi lahir lebih awal, maka mereka dapat menikmati musim panas yang lebih lama untuk diberi makan.

Ilustrasi paus pembunuh di perairan Arktik, Kutub Utara. SHUTTERSTOCK/Catmando Ilustrasi paus pembunuh di perairan Arktik, Kutub Utara.

Namun situasi yang terjadi bayi-bayi dilahirkan sebelum induknya mampu mencapai tempat melahirkan yang biasanya di mana makanan berlimpah.

Sebaliknya, anak karibu dilahirkan di daerah tandus dengan makanan yang minim. Hal ini mengakibatkan anjloknya populasi karibu.

Demikian juga yang terjadi pada elang emas. Spesies ini tiba di tempat berkembang biak mereka lebih awal.

Alasannya masih belum jelas, tetapi para ilmuwan mengatakan bahwa perbedaan ini dapat memiliki konsekuensi keberhasilan perkembangbiakan elang dan kelangsungan hidup anak elang.

Baca juga: Pemanasan Global Ancam Lapisan Tanah Beku Kutub Utara, Ini Penyebabnya

 

Lebih lanjut, peneliti memaparkan jika semua hewan merespon perubahan iklim secara berbeda.

Saat iklim terus berubah, hubungan antarspesies seperti interaksi predator-mangsa, kesuksesan berburu atau diburu, dan juga persaingan juga akan bergeser.

Arktik secara keseluruhan sedang berubah. Es laut Arktik mencair, kawasan juga mengalami stres akibat pariwisata, pertambangan dan industri bahan bakar fosil. Kombinasi itulah yang akan memengaruhi ekologi hewan atau satwa liar di Kutub Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com