Melihat kondisi ini, wakil ketua tim mitigasi Pengurus Besar IDI, Dr Ari Kususma Januarto SpOG(K) mengatakan bahwa berbulan-bulan setelah pandemi, kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan masih terjadi dengan angka kematian yang semakin mengkhawatirkan.
Sudah ratusan tenaga medis dan tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dalam tugas pelayanan Covid-19.
"Ini adalah situasi krisis dalam pelayanan kesehatan saat ini. Setiap tenaga medis dan tenaga kesehatan memiliki hak untuk merasa aman di tempat kerjanya," kata dia.
Oleh karena itu, kata Ari, harus ada kerja sama menyeluruh baik dari pemerintah maupun masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan, sehingga para tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat melanjutkan pekerjaan penting mereka tanpa mempertaruhkan nyawa mereka sendiri.
Tidak hanya masyarakat, tetapi kami juga menginginkan pandemi ini cepat berlalu. Situasi ini tidak akan pernah selesai apabila tidak ada kerja sama penuh dari masyarakat sebagai garda terdepan.
Baca juga: Temui Airlangga Hartarto, IDI Keluhkan Kematian Tenaga Kesehatan karena Covid-19
Akibat masih banyak masyarakat abai protokol kesehatan
Menanggapi persoalan yang sama terkait masih terjadinya kematian sejawat dokter, Ketua tim pedoman dan protokol kesehatan dari tim mitigasi PB IDI, Dr dr Eka Ginanjar SpPD-KKV menyatakan, banyak masyarakat terlihat masih setengah hati dalam menjalankan protokol kesehatan.
Ia mencontohkan perilaku setengah hati atau abai protokol kesehatan yang dimaksudkan adalah dengan memasang masker di bawah dagu, berkumpul tanpa mengenakan masker, jarang mencuci tangan, abai berganti pakaian setelah beraktivitas di luar rumah, dan masih banyak lagi.
"Saat ini yang harus diwaspadai adalah orang yang terinfeksi Covid-19, tetapi tidak bergejala atau hanya bergejala ringan," ujarnya.
Orang yang terinfeksi tapi tidak bergejela tersebut cenderung akan merasa baik-baik saja, padahal sebenarnya membawa virus SARS-CoV-2.
Kemudian ketika mereka melakukan aktivitas di luar rumah dengan mengabaikan protokol kesehatan seperti yang disebutkan, itu bisa menjadi jalur penularan pada orang lain, terutama sekali pada orang-orang dalam kategori rentan.
Baca juga: IDI: 115 Dokter Meninggal karena Covid-19, Kematian Tertinggi di Asia