Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Antibodi Ganda Diklaim Jadi Terapi Ampuh Obati Covid-19

Kompas.com - 08/10/2020, 16:30 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Salah satu perusahaan farmasi di Amerika Serikat telah mengajukan permohonan izin penggunaan darurat (EUA) untuk obat antibodi terhadap Covid-19.

Perusahaan farmasi Eli Lilly juga berencana untuk mengejar persetujuan serupa untuk terapi antibodi ganda pada bulan depan setelah menghasilkan data yang menjanjikan, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (8/10/2020).

Perusahan ini mengungkapkan dalam penelitian sebelumnya, campuran dua obat antibodi dapat membantu mengurangi viral load virus dibandingkan dengan pengobatan antibodi tunggal.

Viral load virus corona penyebab Covid-19 yang rendah akan berpotensi mengurangi gejala penyakit pada pasien.

Baca juga: Donald Trump Positif Covid-19 Diberi Dexamethasone, Obat Apa Itu?

 

"Kami yakin data Lilly memberikan beberapa bukti nyata bahwa pendekatan kombinasi mAb (monoclonal antibody) dapat memberikan manfaat klinis yang berarti," kata analis Baird, Brian Skorney.

Pada September lalu, data menunjukkan terapi tunggal Lilly, LY-CoV555 yang sedang dikembangkan bersama perusahaan bioteknologi Kanada AbCellera, berhasil membantu menghentikan rawat inap dan UGD pasien Covid-19.

Berdasarkan data tersebut, pengajuan permohonan EUA kepada FDA dan mereka berharap bisa memproduksi satu juta dosis obat biotek tersebut yang akan tersedia pada akhir tahun ini.

Baca juga: Khusus Pasien Covid-19 Parah, Obat Remdesivir untuk Indonesia Dijual Rp 3 Juta

 

Saat ini, sejumlah produsen obat sedang menguji perawatan antibodi untuk Covid-19 sebagai salah satu upaya untuk membantu sistem kekebalan tubuh pasien dalam melawan virus.

Kendati demikian, belum ada satu pun dari obat-obatan Covid-19 potensial yang mendapatkan izin dari FDA untuk penggunaan darurat di Amerika Serikat.

Jenis obat campuran antibodi ganda eksperimental atau obat antibodi sintetis juga diberikan kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Obat tersebut dikembangkan Regeneron Pharmaceuticals Inc.

Kepala Eksekutif David Ricks mengatakan obat antibodi ganda yang dikembangkan Lilly didistribusikan dengan merekrut pasien nyang membutuhkan uji klinis karena urgensi untuk menghasilkan data yang menunjukkan bahwa obat itu benar-benar bekerja.

Ilustrasi pasien Covid-19 di ruang perawatan intensif (ICU).SHUTTERSTOCK/Halfpoint Ilustrasi pasien Covid-19 di ruang perawatan intensif (ICU).

Seperti dikutip dari Science Alert, salah satu pasien dalam pengobatan kombinasi antibodi tersebut memiliki efek samping yang serius, yakni infeksi saluran kemih.

Kendati demikian, mereka mengira hal tersebut tidak terkait dengan penelitian.

Untuk diketahui, antibodi adalah protein dalam tubuh yang berfungsi melawan infeksi yang dibuat oleh sistem kekebalan dan bisa juga diambil dari pasien yang sembuh.

Namun, bukan tidak mungkin antibodi tersebut dibuat sebagai plasma konvalesen atau plasma pemulihan sebagai pengobatan massal.

Baca juga: WHO Rekomendasikan Obat Steroid untuk Pengobatan Pasien Covid-19 Kritis

 

Saat ini, uji coba sedang berlangsung dan perusahaan ini, Eli Lilly, ingin merekrut sedikitnya 800 orang untuk menguji efektivitas dan kemanjuran obat antibodi ganda tersebut.

Bulan ini, Lilly berharap bulan ini akan tersedia 100.000 dosis monoterapi dan satu juta dosis pada akhir tahun.

Pada studi obat antibodi ganda untuk Covid-19 yang belum dipublikasikan dalam jurnal peer-reviews, kedua antibodi bekerja dengan mengikat berbagai bagian protein spike di permukaan virus corona, SARS-CoV-2 dan mengubah strukturnya, sehingga virus tidak dapat menyerang sel hidup.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com