Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2020, 09:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Orang suku Bajau telah mengembangkan adaptasi fisiologis, termasuk respon menyelam yang memperlambat jantung, mengalihkan darah ke jantung, otak-otot yang bekerja, menambah oksigen dari napas sebelum penyelaman.

Limpa juga berkontraksi, memaksa sel darah merah pembawa oksigen ekstra ke dalam aliran darah.

5. Toleransi nyeri Suku Satere-Mawe

Saat remaja laki-laki Suku Satere-Mawe di Amazon Brazil beranjak dewasa, mereka akan menjalani ritual khusus. Saat itu mereka akan mengikuti upacara disengat banyak serangga sekaligus selama 10 menit.

Baca juga: Badak Hitam Super Langka Lahir di Kebun Binatang AS

 

Bukan sembarang serangga. Mereka akan digigit setidaknya 100-an semut peluru (Paraponera clavata). Disebut semut peluru karena sensasi sengatannya dikatakan sama buruknya dengan terkena peluru.

Dalam ritual tersebut, anak laki-laki akan memasukan tangan ke dalam 'sarung tangan' yang terbuat dari daun palem. Setelah itu, kemampuan super mereka diuji dalam menahan sengatan racun yang disebut poneratoxin ke kulitnya.

Meski punya gigitan yang menyakitkan, kini peneliti juga tengah menyelidiki racun tersebut sebab penelitian pada tikus menunjukkan poneratoxin justru dapat digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com