Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Temukan Sel Otak Berumur 2000 Tahun dari Korban Letusan Vesuvius

Kompas.com - 05/10/2020, 20:01 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Peneliti berhasil menemukan temuan menarik lagi di situs letusan Gunung Vesuvius. Kali ini peneliti mengungkap sel-sel otak yang masih terawetkan dengan baik.

Sisa-sisa itu merupakan bagian dari otak seorang pemuda yang meninggal dalam peristiwa letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M.

Dikutip dari Live Science, Senin (5/10/2020), saat ditemukan, struktur sel otak tersebut terlihat menyerupai kaca hitam. Perubahan itu, menurut peneliti terjadi sebagai akibat dari pemanasan yang ekstrem dan pendinginan yang cepat.

Baca juga: Tanpa Letusan Besar Vesuvius, Pompeii Tetap Terancam Binasa

 

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa proses vitrifikasi yang terjadi di Herculaneum telah membekukan struktur saraf si pemuda dan mengawetkannya hingga saat ini," ungkap Pier Paolo Petrone, antropolog forensik di Universitas Federico II Napoli Italia.

Herculaneum merupakan kota kuno di kaki Gunung Vesuvius. Saat erupsi hampir 2000 tahun yang lalu, Vesuvius mengeluarkan abu panas dan gas yang dikenal sebagai aliran piroklastik.

Material yang dilontarkan itu yang kemudian mengubur kota Herculaneum dan Pompeii.

Abu vulkanik panas secara bersamaan menghancurkan dan menguburkan kota, memanaskan bahan organik dengan cepat.

Baca juga: Letusan Besar Vesuvius Tak Binasakan Seluruh Kehidupan Pompeii

 

 

Namun di sisi lain, bahan-bahan organik juga sekaligus dapat diawetkan setelah secara cepat dipanaskan di suhu 500 derajat Celcius, salah satunya adalah otak.

Saat itu, peneliti memeriksa bahan kaca hitam yang ditemukan di dalam tengkorak retak dan hangus dari seorang pria.

Lelaki yang berusia 20 tahun itu ditemukan berbaring tertelungkup di tempat tidur sebuah bangunan pemujaan Kaisar Augustus.

Ilustrasi reruntuhan Kota Pompeii yang hancur karena erupsi Gunung Vesuvius 79 SM. Kota penting bagi bangsa Romawi kuno.SHUTTERSTOCK/C.J. Everhardt Ilustrasi reruntuhan Kota Pompeii yang hancur karena erupsi Gunung Vesuvius 79 SM. Kota penting bagi bangsa Romawi kuno.

Untuk mengetahui lebih lanjut bahan tersebut, peneliti menggunakan berbagai metode analisis, seperti pemindaian mikroskip elektron dan spektroskopi sinar-X dispersif energi.

Hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal PLOS One pada Jumat (2/10/2020), peneliti menemukan bahwa sampel bahan kaya akan karbon dan oksigen. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel tersebut organik dan ditemukan di jaringan otak manusia.

Berdasarkan konsentrasi protein dan posisi sampel tersebut, Petrone dan rekan-rekannya pun menduga jika mereka menemukan bagian sumsum tulang belakang dan otak kecil pria tersebut.

Baca juga: Rangka Manusia Ketiban Batu Ungkap Jejak Letusan Vesuvius di Pompeii

 

Dalam arkeologi, penemuan jaringan otak yang terawetkan jarang ditemukan.

Namun terkadang, jaringan otak memang dapat bertahan selama ratusan atau bahkan ribuan tahun. Seperti misalnya satu tengkorak yang ditemukan di Inggris Utara.

Sisa-sisa otak menyusut dengan beberapa protein masih utuh itu berusia 2600 tahun. Pada kasus ini, bahan kimia asal dari tanah liat mungkin telah menghentikan dekomposisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com