Obat dan suplemen yang berbahaya bagi ginjal
Berikut tiga daftar obat dan suplemen yang dapat mempengaruhi fungsi ginjal:
Antibiotik tertentu dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal, jadi meminumnya dapat memberikan tekanan ekstra pada ginjal Anda. Penisilin, sefalosporin, dan sulfonamida khususnya dapat berbahaya bagi ginjal Anda.
Melansir Cleveland Clinic, penggunaan antibiotik jangka panjang dapat melukai ginjal, meskipun Anda dalam keadaan sehat.
Dan pada orang yang ginjalnya tidak berfungsi 100% pada awalnya, antibiotik dapat menumpuk di dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan.
Meski demikian, penting untuk diingat bahwa antibiotik dapat digunakan dengan aman jika diperlukan, selama dosisnya disesuaikan dengan tingkat fungsi ginjal tubuh Anda.
Baca juga: Hipertensi dan Diabetes Jadi Penyebab Utama Ginjal Kronik di Indonesia
NSAID adalah obat yang sangat efektif untuk berbagai masalah medis. Tetapi mengonsumsi NSAIDS dapat memengaruhi ginjal, dan dapat menyebabkan kerusakan, terutama jika Anda juga mengonsumsi diuretik atau penghambat ACE.
NSAIDS termasuk obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas seperti aspirin, ibuprofen, dan naproxen.
Menggunakan obat-obatan ini dengan kafein dapat lebih membahayakan ginjal Anda. Saat mengonsumsi obat-obatan ini, pastikan untuk memeriksakan diri secara teratur ke dokter jika Anda mengalami gangguan fungsi ginjal.
Suplemen nutrisi tertentu dikaitkan dengan cedera ginjal, bahkan pada orang sehat.
Dengan berbagai macam suplemen yang tersedia, cara terbaik untuk mengetahui apakah suplemen itu aman adalah dengan meminta dokter Anda untuk meninjau semua bahannya.
Suplemen makanan tidak diatur oleh Food and Drug Administration sebagai obat, tetapi sebagai makanan.
Namun, karena semua bahan mungkin tidak tercantum pada label dan dapat mengganggu resep obat yang Anda minum, maka konsultasikan lebih dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen makanan.
Para peneliti telah meninjau 17 suplemen makanan yang telah dikaitkan dengan cedera ginjal langsung, meskipun dalam jumlah kasus yang sangat terbatas.
Sebagai catatan, para peneliti menemukan bahwa pasien sering kali tidak memberi tahu dokter mereka tentang suplemen makanan yang mereka konsumsi. Melakukan hal ini dapat membuat Anda berisiko mengalami cedera dan interaksi obat.
Baca juga: Kenali Efek Samping Cuci Darah untuk Gagal Ginjal dan Penanganannya
Jika Anda telah mengalami penurunan fungsi ginjal atau berisiko terkena penyakit ginjal, sebaiknya jangan pernah mengonsumsi suplemen makanan atau dosis vitamin di atas Recommended Daily Allowance (rekomendasi harian).
Berisiko terkena penyakit ginjal
Kebanyakan orang dengan penyakit ginjal tidak menunjukkan gejala apa pun sampai kondisi mereka parah.
Jadi, mintalah dokter untuk melakukan beberapa pemeriksaan, untuk mengetahui seberapa baik ginjal Anda bekerja. Dokter akan melakukan pemeriksaan berikut:
- Periksa tekanan darah Anda.
- Ambil sampel darah dan uji kadar nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin, yang merupakan indikator seberapa baik ginjal Anda membersihkan darah.
- Ambil sampel urine untuk memeriksa darah, infeksi, atau protein dalam urin.
“Bahkan sedikit lebih tinggi dari tekanan darah normal atau kolesterol bisa meningkatkan risiko penyakit ginjal,” tegas Dr. Heyka.
Jadi jaga tekanan darah, kolesterol, dan berat badan Anda, serta gula darah jika Anda menderita diabetes.
Dan, pastikan selalu memberi tahu dokter Anda tentang setiap vitamin, pengobatan herbal, dan suplemen nutrisi yang Anda konsumsi.
Baca juga: BPOM: Stop Kosmetik Bermerkuri, Bisa Berdampak Kanker hingga Gangguan Ginjal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.