Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Ungkap Sepatu yang Terlalu Nyaman Justru Berisiko Sebabkan Cedera

Kompas.com - 28/09/2020, 20:05 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

Para peserta berjalan tanpa alas kaki, serta dengan empat jenis sandal berbeda dengan pegas yang semakin menonjol.

Sementara itu, para peneliti menggunakan sistem kamera infra merah dan pelat khusus yang dipasang di treadmill untuk mengukur seberapa banyak tenaga yang dimasukkan para pejalan kaki ke setiap langkah dan berapa banyak tenaga yang masuk ke tanah selama kaki berjinjit.

Hasil penelitian menunjukkan, semakin melengkung pegas di sepatu relawan, semakin sedikit tenaga yang dibutuhkan kaki mereka untuk mendorong dari tanah.

Dengan kata lain, ketika mengenakan sepatu dengan pegas, berarti otot mereka bekerja lebih sedikit.

"Tambahkan itu selama ribuan langkah yang dilakukan rata-rata orang dalam sehari, selama bertahun-tahun," kata Holowka.

Itu berarti, sepatu dengan pegas jari membuat otot seseorang melakukan lebih sedikit pekerjaan dalam jangka panjang.

"Kurangnya otot kaki bekerja, membuat otot tidak akan terkondisi dengan baik. Artinya mereka mungkin tidak dapat melindungi jaringan lunak lain di kaki seperti plantar fascia dari trauma, yang kemudian bisa menyebabkan kondisi seperti plantar fasciitis," tambahnya.

Risiko cedera yang lebih tinggi

Ketika otot kaki lemah, maka tingkatan risiko untuk cedera akan lebih tinggi. Sekitar 2 juta orang Amerika dirawat karena plantar fasciitis setiap tahun, suatu kondisi yang ditandai dengan peradangan yang menyakitkan pada jaringan plantar fascia di bagian bawah kaki.

Cedera ini, yang umum terjadi pada pelari, disertai dengan rasa sakit yang menusuk di tumit dan lengkungan. Hal ini sulit untuk diobati.

Holowka dan koleganya menduga bahwa pegas pada jari kaki mungkin berkontribusi pada prevalensi cedera ini.

"Apa yang terjadi adalah, bahwa orang tanpa sadar mengandalkan plantar fascia mereka untuk melakukan apa yang biasanya dilakukan oleh otot," kata Daniel Lieberman, salah satu penulis studi tersebut, dalam siaran pers.

"Ketika Anda mendapatkan otot yang lemah dan plantar fascia harus bekerja lebih keras, itu tidak benar-benar bekerja dengan baik, sehingga meradang."

Baca juga: Warna Apa yang Anda Lihat di Sepatu Ini, Abu-abu atau Pink?

Selain stres plantar-fascia, Lieberman dan Holowka juga menemukan dalam penelitian sebelumnya bahwa penggunaan alas kaki modern dalam jangka panjang sering kali menyebabkan masalah pada lengkungan kaki.

Tapi hal ini tidak berarti membuat kita harus mulai berlari tanpa alas kaki.

Penelitian sebelumnya juga menemukan, bahwa orang yang memakai sepatu alas kaki minimal yang membantu mendekati berjalan tanpa alas kaki dan memiliki sedikit bantalan, penyangga lengkungan, memiliki lengkungan kaki yang lebih kaku daripada yang memakai sepatu modern tradisional.

"Berjalan dan berlari memakai sepatu dengan fitur minimal selama beberapa waktu, sekitar enam hingga 12 minggu, dapat memperkuat otot kaki intrinsik," kata penulis utama studi, Freddy Sichting kepada Business Insider.

Tapi itu tidak berarti kita harus membuang semua sepatu lama kita ke tempat sampah.

"Perlu waktu lama untuk membangun otot-otot itu, dan jika Anda mencoba melakukannya sekaligus, Anda bisa melukai diri sendiri," kata Holowka.

Baca juga: Terungkap, Cara Kapalan Bantu Migrasi Manusia Selama Ribuan Tahun Tanpa Sepatu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com