Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Pengisap Darah, Tupai Vampir Kalimantan Makan Biji-Bijian

Kompas.com - 24/09/2020, 13:00 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sejarah biogeografi mereka juga masih teka-teki. Marshall menyebut jika tupai tanah berumbai berkerabat dekat tupai Amerika Selatan. Namun nampaknya mereka terpisah lebih dari 8 juta tahun yang lalu.

Tupai tanah berumbai kemudian menjelajah Asia Tenggara melintas daratan. Tetapi mereka tidak meninggalkan jejak keturunan di Amerika Utara atau daratan Asia selama perjalanan mereka. Ini teka teki.

Selain itu, tupai tanah berumbai memiliki gigi yang tak biasa. Tupai tanah berumbai punya gigi seri panjang di rahang atas dan bawah yang memiliki tonjolan seperti ujung gergaji.

"Gigi tersebut tak tercatat pada mamalia lain. Itu mungkin merupakan bentuk adaptasi dari pilihan makanan mereka yang tak biasa," ungkap Marshall.

Tetapi yang paling menarik di antara semuanya adalah tupai tanah berumbai memiliki ekor paling berbulu di dunia. Menurut sebuah penelitian tahun 2014, ekornya 30 persen lebih tebal daripada bagian tubuhnya yang lain.

Baca juga: Jangan Remehkan Tupai, Mereka Bisa Makan Ular Hidup-hidup

Tupai tanah berumbai berukuran dua kali lebih besar dari tupai pohon biasa. Panjangnya sekitar 35 sentimeter dengan ekor lebat berwarna keperakan.

Saat bergerak, ekornya menutupi tubuhnya, membuatnya tampak jauh lebih besar dari yang sebenarnya. Hal itu mungkin untuk membingungkan predator seperti macan dahan.

Masih banyak yang belum kita ketahui mengenai mahluk misterius ini. Sayangnya, peneliti juga mengingatkan bahwa kita pun mulai kehilangan waktu untuk mempelajarinya.

"Dengan hilangnya hutan di Indonesia dan di seluruh wilayah tropis, kami menghadapi risiko kehilangan spesies bahkan sebelum kami dapat mengumpulkan informasi paling dasar tentang ekologi mereka," tambah Marshall.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com