Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Cantik Nebula Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang, asalkan...

Kompas.com - 22/09/2020, 08:31 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Nebula merupakan salah satu fenomena langit yang menarik layaknya aurora dan menjadi dapat dijumpai di langit Indonesia.

Seperti yang pemandangan Nebula Amerika Utara (NGC 7000) yang diambil pada panjang gelombang H-alpha, O III, dan S II di Balai Pengelola Observatorium Nasional, Kupang.

Gambar yang tertangkap layar oleh M Rayhan dari Planetarium dan Observatorium Jakarta, bersama MD Danariantor dari BPON Lapan, merupakan komposit citra observasi selama 4 jam 40 menit.

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emanuel Sungging menjelaskan bahwa Nebula itu seperti awan, tetapi tersusun dari debu dan gas, yang bisa terionisasi saking panasnya.

Baca juga: Tertangkap Lensa Lapan, Apa Itu Fenomena Nebula Seperti Awan Warna-warni?

 

Alhasil, dari proses ionisasi panas yang terjadi itu membuat Nebula tampak berwarna-warni di langit.

"Jadi warna-warni itu bisa menceritakan kondisi panasnya si nebula," kata Emanuel kepada Kompas.com, Senin (21/9/2020).

Bagaimana mengamati fenomena Nebula?

Fenomena Nebula bisa diamati dengan mempergunakan bantuan berbagai alat optik, termasuk teleskop.

Emanuel menuturkan, kalau penampakan Nebula seperti di rasi Orion, maka ada peluang bisa dilihat langsung atau hanya dengan mata telanjang.

"Tapi, itu ditentukan juga adanya polusi cahaya," ujarnya.

Kemampuan unik teleskop Nasa Hubble menangkap gambar NGC 7027 yang merupakan nebula dengan wujud mirip jewel bug atau serangga permata.NASA, ESA and J. Kastner (RIT) Kemampuan unik teleskop Nasa Hubble menangkap gambar NGC 7027 yang merupakan nebula dengan wujud mirip jewel bug atau serangga permata.

Nebula yang tertangkap kamera di Kupang tersebut memang merupakan suatu hal menarik, tetapi sangat mungkin terjadi karena polusi cahaya yang rendah.

Sehingga, peluang untuk bisa mengamati fenomena benda-benda langit termasuk pemandangan Nebula yang inidah ini menjadi lebih baik.

"Jadi kalau memang kondisi langit memungkinkan, kita bisa mengamati dan memotret Nebula," ucap dia.

Untuk diketahui, penampakan fenomena Nebula ini ukurannya bisa mencapai 10 kali lebih besar daripada diamater bulan.

Baca juga: Menakjubkan, Nebula Amerika Utara Tertangkap Lensa Lapan di Kupang

 

Namun, jika kondisi pendaran cahayanya sangat redup, maka kondisi atmosfer di Bumi selain polusi cahaya tadi itu juga akan memengaruhi penampakan yang terlihat.

"Itu akan menentukan obyek tersebut (nebula) bisa diamati atau tidaknya," tuturnya.

Sementara itu, fenomena Nebula biasanya terjadi ketika ada ledakan supernova, adanya sisa-sisa bintang mati, dan adanya gas hidrogen yang terionisasi oleh radiasi bintang muda seperti yang terjadi di Kupang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com