KOMPAS.com- Fenomena semburan lumpur panas terjadi di kawasan Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Randublatung, Desa Gabusan, Kecamatan Jati Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis (27/8/2020) pagi.
Meletusnya lumpur di Petak 141 RPH Padas BKPH Trembes tersebut bahkan getarannya terasa hingga radius 1km dan tinggi semburan lumpur tersebut mencapai belasan meter.
Kawasan Kesongo sendiri memiliki keunikan fenomena alam berupa hamparan tanah luas yang terkadang muncul semburan lumpur menyerupai fenomena Bledug Kuwu di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan.
Terkait semburan lumpur di Blora tersebut, Peneliti di Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Prof Dr Ir Jan Sopaheluwakan MSc belum bisa memastikan secara terperinci jenis apa semburan yang terjadi itu.
Baca juga: Ada Lumpur di Mars, Mungkinkah Planet Merah Punya Air?
Namun, Jan menjelaskan secara umum daerah Gabusan itu memanglah kawasan yang terletak di Zona Randublatung, di mana depresi geologis yang terjadi bercirikan mud volcanoes.
"Sekitar 2,5 km dari lokasi Gabusan, kalau dilihat di Google Earth terdapat penampakan morfologis melingkar agak keputihan warnanya, yang saya duga adalah mud volcano yang lebih tua," kata Jan kepada Kompas.com, Jumat (28/8/2020).
Daerah ini bisa jadi dipotong-potong oleh sejumlah sesar (purba) yang menjadi jalan untuk keluarnya semburan mud volcano tersebut.
Baca juga: Pertama Kalinya, NASA Juno Tangkap Fenomena di Bulan Terbesar Jupiter
"Kita harus check ke data geologi detail lokasi TKP (Tempat Kejadian Perkara) tersebut," ujarnya.
Apa itu mud volcano?
Mud volcano atau gunung lumpur (lumpur kubah) merupakan bentuk lahan yang diciptakan oleh letusan lumpur atau bubur, air dan gas.
Dijelaskan Jan, mud volcano adalah gejala menyemburnya lumpur menyerupai gunung berapi, tetapi ini tidak ada hubungannya dengan kegunungapian.
"Bila berlangsung terus, materi lumpur akan menumpuk dan membentuk lingkaran seperti gunung berapi," ujarnya.