KOMPAS.com- Buaya modern sering disebut sebagai fosil hidup karena garis keturunan mereka sudah ada sejak jutaan tahun lalu.
Apa yang kita lihat saat ini bahkan tak begitu jauh berbeda dengan buaya di zaman kuno.
Tapi sebuah penelitian baru yang telah dipublikasikan dalam Journal of Vertebrate Paleontology, mengungkapkan jika nenek moyang buaya ternyata memiliki ukuran yang luar biasa besar.
Seperti dikutip dari BGR, Rabu (12/8/2020) nenek moyang buaya kuno yakni Deinosuchus dapat memiliki badan sepanjang 10 meter dengan gigi yang sangat besar.
Saking besarnya gigi-gigi buaya purba itu terlihat seperti pisang.
Baca juga: Ilmuwan Ungkap Buaya Purba Berjalan dengan Dua Kaki, Ini Penjelasannya
Peneliti berhasil mendeskripsikan setidaknya 3 spesies Deionsuchus, yaitu Deionsuchus hatcheri, Deionsuchus riograndensis, dan Deionsuchus schwimmeri.
Masing-masing spesies tersebut mendominasi wilayah berbeda di Amerika saat ini.
Buaya kuno tersebut diperkirakan hidup sekitar 75 juta hingga 82 juta tahun yang lalu. Mereka adalah predator terbesar ekosistem.
Para peneliti berteori jika buaya besar ini mungkin memangsa dinosaurus ketika berada terlalu dekat dengan air, seperti halnya buaya dan aligator zaman modern.
"Deionsuchus adalah raksasa yang pasti telah meneror dinosaurus yang datang ke tepi air untuk minum," ungkap Adam Cossette, penulis utama studi ini.
Lebih lanjut, Cossette menjelaskan jika buaya purba tersebut lebih banyak memiliki kesamaan dengan aligator modern dibandingkan dengan buaya modern.
Sementara itu tubuhnya tidak seperti buaya yang kita lihat sekarang. Mahluk purba ini memiliki tengkorak lebar dengan moncong tumpul.
Baca juga: Dinosaurus Punah, Hanya Buaya yang Bertahan, Apa Rahasianya?
Meski sudah cukup mengungkap bagaimana nenek moyang reptil ini di masa lalu, peneliti menyebut masih ada misteri besar yang masih belum terpecahkan.
Setelah memeriksa fosil, peneliti melihat sepasang lubang besar di ujung moncong di depan hidung. Namun mereka tak dapat menjelaskannya.
"Kami tidak tahu untuk apa lubang itu. Penelitian lebih lanjut di masa mendatang diharapkan akan membantu kami mengungkap misteri ini dan mempelajari lebih lanjut tenang buaya purba (nenek moyang buaya)," tambah Cossette.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.