Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Ingatkan Hindari Perawatan Rutin Gigi untuk Cegah Virus Corona

Kompas.com - 12/08/2020, 13:40 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) peringatkan untuk menunda perawatan rutin ke dokter gigi.

WHO mengimbau agar menunda perawatan tidak penting sampai tingkat penularan virus corona turun signifikan.

Badan kesehatan PBB ini memperingatkan adanya potensi semprotan aerosol dari mulut pasien, selama prosedur perawatan gigi dilakukan.

Seperti dilansir dari Science Alert, Rabu (12/3/2020), WHO mengeluarkan panduan bagi dokter gigi untuk penundaan pemeriksaan, pembersihan gigi, dan perawatan lainnya.

Baca juga: WHO: Dunia Catat Hampir 750 Ribu Kematian Akibat Covid-19

Hal itu dilakukan untuk meminimalisir risiko penularan virus selama pandemi Covid-19.

Imbauan ini juga berlaku untuk perawatan gigi estetika. Kendati demikian, intervensi perawatan kesehatan mulut yang mendesak atau darurat tetap harus tersedia.

WHO mengatakan jika memungkinkan, pasien harus diskrining dari jarak jauh sebelum janji temu mereka dengan dokter gigi.

ilustrasi perawatan gigiKOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO ilustrasi perawatan gigi

Baca juga: WHO: Jumlah Kasus Covid-19 pada Orang Muda Meningkat Tajam

Lebih lanjut WHO mengungkapkan bahwa dokter gigi berisiko tinggi terinfeksi virus corona, SARS-CoV-2. Sebab, selama prosedur perawatan, tim kesehatan mulut bekerja di dekat wajah pasien untuk waktu yang lama.

Selain itu, prosedur yang dilibatkan dalam perawatan ini yakni melibatkan komunikasi tatap muka.

Akibatnya, berpotensi terpapar air liur (droplet), darah dan cairan tubuh lainnya, serta penanganan dengan perlatan medis yang tajam. 

Oleh sebab itu, dokter akan sangat berisiko tinggi terinfeksi SARS-CoV-2 atau menularkan infeksi kepada pasien.

 

 

Adapun prosedur perawatan gigi yang cukup berisiko yakni Aerosol-generating procedures (AGP) atau prosedur penghasil aerosol.

Termasuk di antaranya pembersihan gigi dengan scaler dan pemolesan ultrasonik, bekerja dengan handpiece berkecepatan tinggi saat operasi dan penempatan implan.

Panduan tersebut mencantumkan cara-cara yang dapat dilakukan sambil meminimalkan atau menghindari prosedur AGP, seperti perawatan gigi tiruan yang rusak dan peralatan ortodontik atau karies gigi.

Dikutip dari AFP, Kepala bagian gigi WHO, Benoit Varenne mengatakan penyakit mulut adalah beban kesehatan yang terabaikan di banyak negara, dan memengaruhi orang sepanjang hidup.

Baca juga: Benarkah WHO Tak Sarankan Masker Universal Cegah Covid-19? Ini Penjelasannya

"Di tingkat global, perkiraan terakhir yang tersedia menunjukkan 3,5 miliar orang terkena penyakit mulut," kata Varenne.

Dia menambahkan karies gigi yang tidak diobati pada gigi permanen adalah kondisi kesehatan yang paling umum pada manusia.

Varenne juga mengatakan keprihatinannya tentang terbatasnya ketersediaan alat pelindungi diri (APD) bagi dokter gigi yang bekerja selama pandemi Covid-19.

Dalam sebuah survei, imbuh Varenne, sebanyak 75 persen negara anggota WHO mengatakan layanan gigi telah terganggu seluruhnya atau sebagian selama pandemi virus corona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com